Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tim Bulu Tangkis Indonesia Bisa Ukir Tiga Sejarah pada Olimpiade Rio

By Delia Mustikasari - Sabtu, 16 Juli 2016 | 12:00 WIB
Tim bulu tangkis Indonesia untuk Olimpiade Rio 2016 sedang berdoa sebelum menjalani latihan pada karantina di Kudus, Jumat (15/7/2016).
BADMINTON INDONESIA
Tim bulu tangkis Indonesia untuk Olimpiade Rio 2016 sedang berdoa sebelum menjalani latihan pada karantina di Kudus, Jumat (15/7/2016).

Tim bulu tangkis Indonesia berpeluang untuk mencetak tiga sejarah pada ajang Olimpiade Rio 2016 yang akan digelar 5-21 Agustus.

Pertama, Hendra Setiawan berpeluang untuk menjadi pemain ganda putra Indonesia yang bisa meraih dua medali emas Olimpiade. Pada Olimpiade Beijing 2008, dia mempersembahkan satu-satunya medali emas untuk Merah Putih bersama Markis Kido.

Hendra tak berpartisipasi pada Olimpiade London 2012. Kini Hendra berpasangan dengan Mohammad Ahsan.

Ahsan/Hendra menduduki peringkat kedua dunia dan menjadi salah satu pasangan ganda putra yang paling ditakuti pada Olimpiade Rio 2016.

Rekor kedua ada pada nomor ganda campuran. Meskipun, punya catatan cemerlang di pentas bulu tangkis internasional, sektor yang dipimpin Richard Mainaky, belum pernah mengamankan medali emas Olimpiade.

Pasangan Tri Kusharjanto/Minarti Timur mendapat medali perak setelah terhenti pada final Olimpiade Sydney 2000.

Delapan tahun kemudian, Nova Widianto/Liliyana Natsir juga belum berhasil merengkuh medali emas setelah kalah dari wakil Korea, Lee Yong-dae/Lee Hyo-jung pada Olimpiade Beijing 2008.

Rekor ketiga diharapkan dapat dipecahkan oleh pasangan ganda putri, Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii. Sejak bulu tangkis dimainkan pada Olimpiade 1992 di Barcelona, sektor ganda putri belum pernah meraih medali.

"Ganda putri memang belum pernah meraih medali Olimpiade dan ini jadi motivasi tersendiri buat kami. Tekad kami ingin meraih medali pertama ganda putri pada Olimpiade," kata pelatih kepala ganda putri nasional, Eng Hian.

"Kami tidak mau membicarakan warna medalinya karena kalau kami tekankan emas- emas- emas, akan memberi pressure kepada atlet. Namun, kami tetap membidik hasil terbaik," ucap Eng Hian.

Baca Juga:

Sebelum tampil pada Olimpiade, pebulu tangkis yang lolos ke Rio menjalani karantina di Kudus selama lima hari yakni 11-15 Juli.

Menurut Eng Hian, karantina ini menjadi ajang penyegaran buat atlet karena latihan yang mereka jalani  sifatnya fleksibel. Mereka bisa melakukan relaksasi melalui renang, menyaksikan video pertandingan, dan mengunjungi pabrik Djarum.

"Peak-nya paling tinggi di minggu ini. Mulai pekan depan, kami fokus pada teknik, strategi, serta taktik," ucap Eng Hian yang merupakan peraih medali perunggu ganda putra pada Olimpiade Athena 2004 bersama Flandy Limpele.

"Nitya/Greysia bukan unggulan pertama atau kedua, namun kemampuan keduanya tak kalah dari pasangan yang peringkatnya lebih baik. Seharusnya beban ada pada pasangan yang lebih diunggulkan, sehingga Nitya/Greysia bisa tampil lebih lepas," kata legenda bulu tangkis Indonesia, Christian Hadinata.

Menurut Christian, kemenangan pada SingapuraTerbuka 2016, Korea Terbuka 2015, dan raihan medali emas Asian Games 2014 menunjukkan kekuatan Nitya/Greysia seimbang dengan lawan yang lebih diunggulkan.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Delia Mustikasari
Sumber : juara


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X