Pelatih Alfred Riedl hanya memiliki waktu empat bulan lagi untuk mempersiapkan timnas sebelum terjun di Piala AFF 2016 di Myanmar-Filipina, 19 November-17 Desember.
Penulis: Kukuh Wahyudi
Jendela waktu ini jelas terbilang sangat pendek mengingat target yang dipatok adalah melangkah ke final.
Bila dibandingkan dengan persiapan negara-negara pesaing, posisi Indonesia masih di bagian belakang.
Sebagai contoh, Vietnam dan Malaysia saja telah menjalani program pelatnas yang jelas dengan rangkaian uji coba yang ideal.
Sementara Indonesia masih berkutat dalam pematangan konsep pelatnas. Adanya Torabika Soccer Championship (TSC) menjadi dilema. Di satu sisi, TSC menjadi solusi dari ketiadaan kompetisi.
Di sisi lain, klub akan berpikir dua kali melepas pemain untuk timnas jika momennya tidak tepat. Ada dua opsi pelatnas yang berkaitan dengan TSC.
Pertama, tetap melanjutkan TSC dengan membatasi pemanggilan pemain dari setiap klub (dua-tiga pemain). Kedua, menghentikan TSC agar pemanggilan pemain tak mendapatkan “hadangan” dari klub.
"Opsi itu benar. Kami merencanakan ada pertemuan dengan klub pada 21-22 Juli untuk membahas hal itu," kata Joko Driyono, Dirut PT Gelora Trisula Semesta (GTS). Merespons kondisi terkini, PSSI cenderung bersikap pasif.
“Nantinya klub yang akan menentukan dengan GTS,” kata Azwan Karim, Sekjen PSSI.
Periodeisasi
Di lain pihak, Riedl dan Wolfgang Pikal selaku asisten pelatih timnas sangat berharap segera ada keputusan terkait konsep pelatnas. Lebih cepat tentu lebih baik.
“Setelah itu baru bisa membuat rencana dan periodesasi untuk timnas,” ucap Wolfgang.
Sembari menantikan kepastian timnas, Alfred dan Wolfgang bakal terus memantau laga-laga TSC.
Dalam waktu dekat, Riedl akan hadir di partai Persib kontra Persija (16/7) dan Wolfgang ke pertandingan Semen Padang vs Sriwijaya (15/7).
[video]http://video.kompas.com/e/5035290869001_v1_pjuara[/video]
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar