Kepindahan Vincent Janssen (22) dari AZ Alkmaar ke Tottenham Hotspur meneruskan tradisi hengkangnya raja gol Eredivisie ke Premier League yang ramai terjadi hampir dua dekade terakhir.
Janssen tiba di Tottenham dengan status keren sebagai top scorer Eredivisie alias kompetisi terelite di Belanda.
Pemuda kelahiran 15 Juni 1994 itu mengemas 27 gol dalam 34 partai liga untuk AZ Alkmaar.
Dalam dua musim sebelumnya, Janssen hanya memperkuat klub Divisi II, Almere City, tetapi ketajamannya memang sudah menonjol.
Baca Juga:
- Gareth Bale Absen di Tim Terbaik Piala Eropa, Dunia Maya Serang UEFA
- Cagliari, Satu-satunya Klub Serie A Pemilik Anggota Tim Juara Piala Eropa 2016
- Tiket Laga Persib Vs Persija Sudah Diburu Sejak Sebelum Lebaran
Secara berturut-turut, dia mencetak 10 dan 19 gol untuk Almere pada 2013-2014 dan 2014-2015.
Momen transfer Janssen ke Spurs bak memutar ulang kenangan publik Inggris soal kiprah mantan raja gol Liga Belanda yang pindah ke Premier League.
Fenomena itu bisa dirunut sejak transfer Ruud van Nistelrooy dari PSV Eindhoven ke Manchester United pada musim panas 2001.
Eks predator lini depan timnas Belanda tersebut menerima pinangan United usai meraih gelar top scorer Eredivisie dua musim beruntun pada 1998-2000.
Tren migrasi itu diikuti oleh Mateja Kezman (PSV ke Chelsea, 2004), Dirk Kuyt (Feyenoord ke Liverpool, 2006), Afonso Alves (Heerenveen ke Middlesbrough, 2008), Luis Suarez (Ajax ke Liverpool, 2010), Wilfried Bony (Vitesse ke Swansea, 2013), dan Memphis Depay (PSV ke Man United, 2015).
Vincent Janssen on his first day of #THFC training! #WelcomeJanssen pic.twitter.com/4OOidegGWV
— Tottenham Hotspur (@SpursOfficial) July 12, 2016
Rangkaian kisah para migran tersubur itu sangat berwarna. Van Nistelrooy atau Suarez menjadi patokan penting bahwa merekrut top scorer dari Negeri Kincir Angin merupakan investasi luar biasa.
Selama membela Man United lima musim (2001-2006), Van Nistelrooy sukses melanjutkan ketajamannya. Kecuali pada 2004-2005 (6 gol), dia selalu mampu bikin minimal 20 gol liga per musim!
Pria yang kini berusia 40 tahun itu membantu klub meraih 4 gelar di Inggris. Adapun Suarez pindah ke Liverpool dengan bekal 35 gol dari 33 partai Eredivisie 2009-2010 untuk Ajax Amsterdam.
Bersama Liverpool, striker Uruguay itu menemukan sentuhan emas pada dua musim terakhirnya dengan catatan 23 gol (2012-2013) serta 31 gol (2013-2014) sebelum hijrah ke FC Barcelona.
Ruud Van Nistelrooy, 5 seasons at Manchester United. 01-06. 150 goals. Averaging 30 goals a season. Machine. pic.twitter.com/XVYYUFItx6
— Lee (@Lee20495) January 20, 2016
Pada lajur yang lain, Kezman dan Afonso Alves mewakili sisi gelap kiprah mantan raja gol Liga Belanda. Ketajaman mereka di Eredivisie sama sekali tak berbekas kala pindah ke Inggris.
Kezman cuma mengoleksi 7 gol dari 41 laga di berbagai ajang buat Chelsea dengan durasi karier cuma semusim (2004-2005).
HE SAID... Vincent on joining #THFC! #WelcomeJanssen pic.twitter.com/Bz3bBIdcsK
— Tottenham Hotspur (@SpursOfficial) July 12, 2016
Begitu pun Alves, yang hanya mencatat 13 gol dalam 47 partai di Middlesbrough (2007-2009), sampai klub terdegradasi ke Divisi Championship.
Pria Brasil itu layak dianggap sebagai salah satu perekrutan terburuk di Premier League mengingat ia gagal meneruskan ketajaman mencetak 45 gol dari 39 partai Eredivisie hanya dalam satu setengah musim sebelumnya!
Ujung-ujungnya, Alves yang pindah dengan rekor transfer termahal Middlesbrough itu meneruskan karier di klub-klub Timur Tengah. Ia membela Al-Sadd, Al-Rayyan, Al-Gharafa, hingga pensiun pada Oktober 2015.
Lantas, bagaimana potensi karier Janssen bareng Spurs? Apakah dia akan sukses seperti Van Nistelrooy atau terpuruk bagai nasib Afonso Alves?
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar