Program karantina tim bulu tangkis Olimpiade di Kudus, Jawa Tengah, menjadi ajang penyegaran bagi para atlet. Berlatih dengan suasana baru di GOR Djarum memberikan angin segar bagi mereka yang tengah bersiap untuk bertanding pada Olimpiade Rio, 5-21 Agustus.
Intensitas latihan para pebulu tangkis memang sangat tinggi, apalagi dalam beberapa bulan belakangan di mana para atlet berburu poin demi tiket Olimpiade.
Padatnya kejuaraan dan ketatnya kompetisi yang disusul dengan program persiapan menuju Olimpiade tentunya membuat atlet tak dapat terhindar dari rasa jenuh.
Oleh karena itu, pemusatan latihan yang akan berlangsung hingga 16 Juli diharapkan bisa membawa suasana baru.
"Sebetulnya program latihan kurang lebih sama dengan di pelatnas, tetapi di sini suasananya beda. Saya pribadi merasa bisa me-refresh pikiran, jadi tidak jenuh, pikiran jadi segar dan latihannya semangat lagi," kata alet ganda campuran yang berpasangan dengan Debby Susanto, Praveen Jordan.
Selama karantina, para pebulutangkis Olimpiade berlatih di GOR Jati milik PB Djarum. Praveen yang berasal dari PB Djarum, mengaku pada karantina ini bisa sekaligus bernostalgia mengenang masa-masa menjadi pemain junior.
"Saya jadi teringat masa-masa dulu waktu masih jadi pemain junior, tetapi kemudian saya pindah latihan di GOR yang di Jakarta, jadi di Kudus tidak terlalu lama," ujar Praveen.
Selama karantina dua pasangan ganda campuran yang terdiri dari Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Praveen/Debby, dibantu oleh empat pemain sparring yaitu Ronald Alexander/Melati Daeva Octavianti, serta Yantoni Edhy Saputra dan Marsheilla Gischa Islami.
Pada sesi latihan hari kedua karantina, tim ganda campuran menjalani latihan teknik yang dipadu dengan latihan fisik.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | badmintonindonesia.org |
Komentar