Dampak ekonomi setelah adanya referendum Britain Exit (Brexit) masih belum pasti, tetapi efeknya terlihat nyata setelah petenis putri asal Amerika Serikat (AS), Serena Williams, akan mendapat pemotongan nilai hadiah uang tunai sebagai Juara Wimbledon 2016.
Williams merengkuh gelar tersebut setelah menaklukkan Angelique Kerber (Jerman), 7-5, 6-3, pada laga final yang berlangsung di Centre Court, Sabtu (9/7/2016).
Dengan kemenangan tersebut Williams berhak atas hadiah uang tunai senilai 2 juta poundsterling atau setara dengan 2, 592 juta dollar AS jika dilihat dari nilai tukar kurs pada Minggu (10/7/2016).
Jumlah hadiah Wimbledon sudah ditentukan sebelum referendum Brexit dilakuan pada 23 Juni. Setelah referendum, Williams akan menerima hadiah senilai 2,9742 juta dollar AS (sekitar Rp 386 miliar).
Artinya, dia akan kehilangan 382,200 dollar AS (sekitar Rp 5 miliar) karena pergeseran nilai tukar poundsterling.
Sejak dilakukan referendum Brexit, nilai perdagangan ekspor AS tersandung hampir 14 persen karena harga barang AS yang diekspor ke Inggris semakin mahal sehingga sulit bersaing dengan harga barang secara internasional.
Kondisi tersebut menjadi yang terendah dalam 14 tahun terakhir.
Tak hanya nilai hadiah tunai dari nomor tunggal, peraih tujuh gelar juara Wimbledon ini akan kehilangan 33.000 dollar AS (sekitar Rp 432 juta) dari uang hadiah juara ganda putri bersama kakaknya, Venus Williams.
"Saya lega telah melaluinya, meskipun sempat beberapa malam tidak tidur. Tujuan saya selalu ingin memenangi turnamen Grand Slam setidaknya sekali setiap tahun," kata Williams yang dilansir marketwatch.
Sementara itu, juara tunggal putra Wimbledon, Andy Murray yang tinggal di Inggris tidak perlu khawatir dengan kemerosotan nilai poundsterling.
Dia bisa terhibur dengan kenaikan hadiah uang tunai yang mencapai 6,4 persen tahun ini, kecuali jika dia tergiur berbelanja di zona Euro atau AS selama musim panas.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | market watch |
Komentar