Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Misi Mencatat Histori Murray dan Raonic

By Diya Farida Purnawangsuni - Minggu, 10 Juli 2016 | 17:23 WIB
Petenis Inggris Raya, Andy Murray  (kanan), akan menghadapi Milos Raonic (Kanada), pada laga final Wimbledon 2016 di Centre Court, The All England Lawn Tennis Club, Wimbledon, London, Minggu (10/7/2016).
ATP WORLD TOUR
Petenis Inggris Raya, Andy Murray (kanan), akan menghadapi Milos Raonic (Kanada), pada laga final Wimbledon 2016 di Centre Court, The All England Lawn Tennis Club, Wimbledon, London, Minggu (10/7/2016).

Dua finalis Wimbledon 2016, Andy Murray (Inggris Raya) dan Milos Raonic (Kanada), siap menjalani laga final di Centre Court, Minggu (10/7/2016) malam WIB. Keduanya akan bertarung demi mewujudkan misi mencatat histori.

Murray yang menempati unggulan kedua melaju ke babak final setelah mengalahkan Tomas Berdych (Republik Ceska) dengan 6-3, 6-3, 6-3, Jumat (8/7/2016).

Kemenangan ini membuka jalan bagi Murray untuk menambah koleksi titel Grand Slam. Sejak menjadi Juara Amerika Serikat Terbuka 2012, Murray baru bisa menambah satu gelar yakni Wimbledon 2013.

Padahal secara keseluruhan, Murray tercatat 10 kali mencapai babak final turnamen Grand Slam. Pada tiga kesempatan terakhir (Australia Terbuka 2015 dan 2016, Perancis Terbuka 2016), Murray keluar sebagai runner up.

Petenis kelahiran Skotlandia itu berharap pengalaman tampil pada laga final turnamen mayor tersebut dapat membantu mengalahkan Raonic yang baru sekali ini lolos ke final Grand Slam.

"Saya berharap pengalaman ini akan memberi keuntungan. Saat saya memainkan final pertama pada AS Terbuka 2008, segalanya berjalan sangat cepat," tutur Murray yang dilansir situs ATP World Tour.

"Saya menjalani pertandingan babak semifinal selama dua hari melawan Rafael Nadal, lalu langsung menjalani laga final keesokan harinya. Tidak ada banyak waktu untuk menenangkan dan mempersiapkan diri saat akan menghadapi final," katanya.

Berbeda dengan pengalaman pertama Murray menjalani laga final Grand Slam-nya, Raonic justru memiliki cukup waktu untuk beristirahat.

Petenis 25 tahun itu melangkah ke final Wimbledon 2016 setelah mengalahkan Roger Federer (Swiss) 6-3, 6-7(3), 4-6, 7-5, 6-3.

"Rasanya cukup istimewa bagi diri saya sendiri, tetapi saya pikir pencapaian ini juga cukup spesial untuk mengakui tenis di Kanada," ujar Raonic.

"Saya merasa telah melakukan segalanya dengan baik. Sekarang, saya punya bekal lebih besar lagi untuk menghadapi laga final melawan Murray," kata unggulan keenam itu.

Sampai pertemuan kesembilan yang terjadi pada babak final Aegon Terbuka 2016, 19 Juni lalu, Raonic masih tertinggal 3-6 dari Murray.

Tiga kemenangan Raonic terjadi pada turnamen Kanada Masters 2012, Tokyo Terbuka 2012, dan Indian Wells Masters 2014.

Namun, Murray berhasil menyapu bersih kemenangan pada lima duel terakhir, termasuk babak final Aegon Terbuka tahun ini yang berakhir dengan skor 6-7(5), 6-4, 6-4.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Pipit Puspita Rini
Sumber : ATP World Tour


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X