Masih ingat Lucio? Bek veteran berusia 38 tahun itu terkenal sebagai tembok tangguh di pertahanan Inter Milan saat menjuarai trigelar bergengsi pada 2009-2010.
Selama membela Inter pada 2009-2012, Lucio ikut mencicipi enam gelar. Trofi paling akbar ialah juara Liga Champions 2009-2010.
Setelah itu, dia mencoba peruntungan di usia senja bersama Juventus (2012-2013), serta kembali ke kampung halamannya untuk memperkuat Sao Paulo (2013) dan Palmeiras (2014-2015).
Terakhir, Lucio mengembara ke Liga Super India dengan beseragam FC Goa (2015).
Lama tak terdengar lagi, pria bernama lengkap Lucimar Ferreira da Silva dilaporkan berlabuh ke Waldhof Mannheim, klub anggota Regionalliga Suedwest atau Divisi IV Liga Jerman.
Baca Juga:
- 4 Bukti Islandia Adalah 'Negara Sepak Bola'
- Sean Gelael: Saya Senang Merah Putih Berkibar
- 10 Pemain Terbaik Tanpa Gelar dalam Turnamen Akbar Internasional
Dia turun gunung ke dunia sepak bola Jerman dengan pengalaman membela dua raksasa Bundesliga, Bayern Muenchen (2004-2009) dan Bayer Leverkusen (2001-2004).
Kabar transfer Lucio ke Mannheim menjadi sensasi besar di Jerman. Kubu Mannheim mengusung misi ambisius untuk meraih tiket promosi melalui suntikan mental juara dari pemain sekelas Lucio.
Walau sudah mendekati usia kepala empat, pemenang Piala Dunia 2002 bersama timnas Brasil itu diyakini tetap punya sentuhan ajaib yang bisa ditularkan kepada pemain lain Mannheim.
"Saya berbicara lewat telepon dengan Lucio. Pembicaraan kami produktif. Dia juga masih ingin bermain sepak bola," ucap pelatih Mannheim, Kenan Kocak, kepada Bild.
Motivasi lain yang memperlancar transfer Lucio ke Mannheim adalah alasan keluarga. Putri Lucio berkuliah di Heidelberg. Kota universitas tersebut hanya berjarak 19 kilometer dari Mannheim.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Bild, Gazzetta |
Komentar