Status sebagai idola baru dirasakan PS TNI pada kemunculan perdananya di turnamen berskala nasional bertajuk Piala Jenderal Sudirman. Pada turnamen yang diikuti klub-klub top Tanah Air itu, PS TNI merajai Grup C, yang juga dihuni Surabaya United, Pusamania Borneo, Persib Bandung, dan Persela Lamongan. PS TNI lolos hingga perempat final.
Penulis: Ferry Tri Adi
Klub yang masih berlabel amatir itu kemudian mencari peruntungan di Piala Gubernur Kaltim (PGK) dan Piala Bhayangkara. Hasilnya tak menggembirakan.
Di PGK, Manahati Lestusen cs. tak lolos dari Grup B, yang juga diisi Madura United, Sriwijaya FC, dan Mitra Kukar.
Setali tiga uang dengan yang terjadi di Piala Bhayangkara. PS TNI hanya menghuni peringkat ketiga Grup A, yang juga dihuni Persib, Sriwijaya, Pusamania Borneo, dan Mitra Kukar.
PSSI masih berstatus dibekukan, turnamen pun kembali digelar tanpa komando dari federasi bertajuk Indonesia Soccer Championship (ISC). Namun, kali ini formatnya jangka panjang. PS TNI putar otak demi mengikuti pesta sepak bola tersebut.
Tak tanggung-tanggung, klub yang identik dengan kostum hijau itu disulap menjadi profesional setelah mengakuisisi secara penuh Persiram Raja Ampat pada Maret lalu.
Secara otomatis, PS TNI boleh berlaga di TSC karena Persiram bermain di LSI 2015.
Bekal berwujud profesional dan pemain muda militan ala TNI rasanya cukup untuk membuat PS TNI diperhitungkan di TSC. Target dua besar dari manajemen pun digaungkan.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar