MALANG, JUARA.net – Kekhawatiran panitia pelaksana (panpel) Arema Cronus terbukti, cerawat menyala saat tim mereka menjamu Persija Jakarta di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Minggu (19/6/2016) malam. Flare itu dinyalakan Jakmania.
Namun, panpel Arema tidak takut jika nantinya Komisi Disiplin (Komdis) TSC menjatuhkan sanksi akibat insiden tersebut. Sebab, mereka menilai bahwa yang menyalakan flare adalah suporter tim tamu, Jakmania.
Cerawat yang menyata datang dari sektor 14 tribune Stadion Kanjuruhan, blok yang dikhususkan untuk Jakmania.
”Sebenarnya, kami sudah antisipasi, tetapi pelanggar selalu lebih pintar daripada yang mengamankan.”
Ketua Panpal Arema, Abdul Haris.
”Menurut aturan, ulah suporter tim tamu adalah tanggung jawab klub yang menaungi suporter tersebut. Termasuk, jika mereka tengah menjalani pertandingan tandang,” ujar Ketua panpel Arema, Abdul Haris.
Flare menyala hebat setelah wasit Dodi Setia Permana meniup peluit tanda pertandingan berakhir. Akibat menyalanya cerawat tersebut, bahkan ada salah satu Aremanita yang pingsan.
Suporter perempuan tuan rumah itu harus mendapatkan perawatan tim medis karena sesak nafas.
Baca juga:
- Fatcoy Absen, Bhayangkara Surabaya United Siapkan Tiga Pengganti
- Bali United Main di Sidoarjo, Indra Sjafri Bawa Spirit 2013
- Risky Novriansyah 'Hat-trick' dan PSS Sleman Pesta Gol
Pihak keamanan melalui match steward juga sudah berupaya keras untuk mengantisipasi kejadian tersebut begitu flare menyala. Namun upaya tersebut nihil, karena banyaknya Jakmania yang menyalakan cerawat.
”Sebenarnya, kami sudah antisipasi, tetapi pelanggar selalu lebih pintar daripada yang mengamankan,” cetus Haris.
Terkait hukuman akibat menyalanya flare, panpel Arema sudah dua kali mendapatkan pengalaman buruk. Insiden serupa terjadi saat Arema menjamu Persiba Balikpapan dan Bhayangkara Surabaya United.
Dari dua laga tersebut, panpel Arema harus setor uang Rp 25 juta pada Komdis TSC.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | juara |
Komentar