Gelandang Persija Jakarta, Amarzukih, turut mengomentari kekalahan timnya dari Arema Cronus, Minggu (19/6/2016). Pemain berusia 31 tahun itu menyatakan kekecewaannya dengan kepemimpinan wasit Dodi Setia Purnama.
Pada laga pekan ketujuh Kejuaraan Sepak Bola Torabika (TSC) 2016, Persija harus menerima kekalahan 0-1 dari Arema di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Atas hasil tersebut, tim Ibu Kota gagal memutus rekor 11 laga tidak pernah menang kala bersua Arema.
Pada sesi jumpa pers sesuai laga, Amarzukih mengkritik beberapa keputusan wasit yang dianggapnya kurang tepat. Salah satunya, keputusan wasit yang tidak memberikan penalti untuk Persija saat gelandang Novri Setiawan dijatuhkan di kotak terlarang.
"Kami kurang puas dengan kepemimpinan wasit. Banyak keputusan wasit yang merugikan kami, terutama di babak pertama," ucap Amarzukih.
Baca juga:
- Risky Novriansyah 'Hat-trick' dan PSS Sleman Pesta Gol
- BSU Tambah Latihan Beban Jelang Tandang ke Balikpapan
- Bali United Krisis Gelandang, Indra Sjafri Harus Putar Otak
Tercatat, wasit Dodi juga sempat menuai kontroversi saat memimpin laga Persebaya Surabaya kontra Mitra Kukar pada Indonesia Super League (ISL) 2014. Bahkan, saat itu dia sampai diistirahatkan oleh Komite Wasit PSSI selama sebulan.
Selain itu, Amarzukih juga mengakui jika Persija tidak bermain maksimal di paruh pertama. Namun, gelandang asli Betawi itu memberikan kredit untuk timnya yang bangkit pada babak kedua.
"Kami tidak bermain baik di awal babak pertama. Di babak kedua, kami mulai menemukan ritme dan berhasil menghasilkan beberapa peluang mencetak gol. Sayangnya, kami kurang beruntung," katanya.
Kekalahan ini membuat peringkat Persija di tabel klasemen sementara TSC melorot ke peringkat lima.
Tidak sampai di situ, tim berjulukan Macan Kemayoran tersebut pun berpotensi disalip oleh penghuni peringkat keenam, Madura United, yang akan bertanding kontra Bali United, Senin (20/6/2016) malam.
[video]http://video.kompas.com/e/4921204138001_v1_pjuara[/video]
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | juara |
Komentar