Caretaker pelatih Persib Bandung, Herrie Setyawan, menuturkan, skuatnya harus memiliki semangat baru dan bangkit seusai menelan kekelahan dari Bhayangkara Surabaya United dengan skor 4-1 dan ditinggalkan Dejan Antonic yang memilih mundur
Menurut mantan pemain Persib ini, banyak faktor untuk membuka lembaran baru di Kompetisi Sepak Bola Torabika (TSC) 2016. Salah satunya terkait dengan penggunaan Stadio Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) yang akan menjadi kandang baru bagi tim berjuluk Maung Bandung.
Stadion berkapasitas 38.000 ini akan menjadi tempat pertandingan kandang Persib saat menjamu Mitra Kukar pada Sabtu (18/6/2016) mendatang. Perubahan markas Persib ini lantaran Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, tidak bisa digunakan sementara waktu, karena dalam tahap renovasi.
"Pastinya kami sekarang harus punya semangat baru, dan melupakan hasil kurang bagus sebelumnya. Stadion juga kan baru, jadi kami harus punya harapan baru, lebih semangat dan lebih baik lagi," ujar Herrie.
Jose sapaan akrabnya menambahkan, jumlah penonton di Stadion GBLA sendiri pada laga nanti dibatasi yakni 20.000 dari kapasitas 38.000 karena ada beberapa tempat di stadion yang sedang dalam tahap renovasi menjelang PON Jawa Barat 2016.
Kendati begitu, jumlah 20.000 bobotoh yang akan menyaksikan langsung Persib di Stadion menurut Jose akan tetap menjadi tambahan motivasi bagi Atep dan kawan-kawan.
"Tidak masalah, 20.000 bobotoh juga sudah banyak, itu juga bisa jadi penambah semangat bagi kami," ucap pelatih yang sudah mengantongi lisensi kepelatihan B AFC ini.
Selain itu, pria yang turut mengantarkan Persib juara Indonesia Super League (ISL) 2014 saat menjadi asisten Djadjang Nurdjaman ini juga mengharapkan doa dari bobotoh agar tim Maung Bandung bisa meraih hasil maksimal di setiap pertandingan.
"Kami juga tentunya sangat mengarapkan doa dari jutaan bobotoh, jadi bukan semuanya harus datang langsung, namun dengan doa juga bisa menjadi dukungan agar kami meraih kemenangan," tuturnya lagi.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | juara |
Komentar