"Ihsan! Ihsan! Ihsan!" Teriakan itu bergema di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pada partai semifinal tunggal putra BCA Indonesia Open Superseries Premier 2016, Sabtu (4/6/2016).
Tanpa dikomando penonton di Istora meneriakkan nama pemain tunggal putra Indonesia, Ihsan Maulana Mustofa, yang sedang berjuang melawan peraih lima gelar Indonesia Open, Lee Chong Wei (Malaysia), di lapangan 1.
Para suporter seperti bersepakat untuk meneriakkan dukungan sekeras mungkin untuk Ihsan. Ihsan merupakan satu-satunya wakil Indonesia yang berhasil menembus semifinal.
Sepanjang laga, tidak henti-hentinya terdengar sorakan "Indonesia!" disambut suara clapper beradu. Sesekali terdengar juga teriakan "Ihsan bisa!" atau "Ayo, Ihsan!"
Mereka berseru kecewa ketika servis Lee masuk dan memberi angka, lalu bertepuk gembira ketika giliran Ihsan yang mendulang poin.
Tidak ada hal lain yang lebih penting ketika itu. Semua mata tertuju ke Ihsan, seperti berharap dukungan itu menjadi kekuatan ekstra untuknya.
Namun, Ihsan akhirnya harus mengakui keungggulan Lee. Dia kalah 9-21, 18-21, yang berarti Indonesia gagal melangkah ke final.
Namun, tidak berarti Istora lantas senyap. Tepukan dan sorakan tetap diberikan untuk Ihsan .
Ketika dia meninggalkan lapangan, Istora kembali bergemuruh oleh tepukan meriah yang dibalas Ihsan dengan lambaikan tangan. Tidak ada yang kecewa pada Ihsan.
"Perjalanan Ihsan ke semifinal sudah luar biasa, di usianya yang masih muda. Dia hanya kalah pengalaman dari Lee," kata Rose (42), penonton asal Jakarta Timur yang datang bersama putrinya.
Dia pun mendoakan Ihsan untuk meraih gelar juara di turnamen-turnamen selanjutnya.
"Saya juga berharap di turnamen-turnamen berikutnya Indonesia bisa punya juara. Jangan hanya semifinal," kata Rose.
Baca Juga:
- Rahasia Terkait CR7 dan Neymar akan Dibongkar Saat PSG Juara Liga Champions
- Sebelum Piala Eropa, Ibrahimovic Tanda Tangan Kontrak dengan Man United
- 9 Pemain dengan Bayaran Tertinggi di Piala Eropa 2016
Hal sama diungkapkan Annisa (20), seorang karyawan asal Jakarta Pusat. Meski Ihsan gagal meneruskan perjalanan, Annisa menilai dia sudah memberi permainan terbaik.
"Sejujurnya, saya tidak menyangka pemain-pemain tunggal kita seperti Ihsan dan Jonatan Christie bisa melangkah jauh. Awalnya saya kira Indonesia akan menang di nomor ganda," kata Annisa.
Harapan dan doa untuk Ihsan dan tim bulu tangkis Indonesia juga tidak selesai hanya karena dia gagal ke final.
Ketika menengok ke papan bertuliskan pesan dari penonton untuk pemain Indonesia Open, tak terhitung ucapan semoga berhasil untuk Ihsan.
"Ihsan bisa!" "Ayo Ihsan!" "Ayo Indonesia!" "Indonesia juara!" "Bismillah Ihsan Maulana M., Jonatan C, Anthony S.G 2 tahun lagi bawa Piala Thomas!"
Itu hanya segelintir dari sekian banyak pesan untuk tim bulu tangkis Indonesia. Jangan lupakan juga pesan ini, "Tahun ini satu. Tahun depan harus lebih! Go Ihsan!!"
Editor | : | Pipit Puspita Rini |
Sumber | : | juara |
Komentar