Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Ihsan Maulana Mustofa, mengaku belum bisa sepenuhnya melupakan kekalahannya pada partai kelima laga final Piala Thomas melawan Denmark, di Kunshan, China, Minggu (22/5/2016).
Pada laga yang juga jadi partai penentuan tersebut, Ihsan kalah 15-21, 17-21 dari Hans-Kristian Vittinghus. Indonesia akhirnya gagal menjadi juara setelah kalah 2-3.
"Ya, iya dong," sahut Ihsan ketika ditanya salah satu wartawan apakah masih merasa bersalah karena kalah dari Vittinghus, pada konferensi pers di Istora, Jakarta, Rabu (1/6/2016).
"Itu kan efeknya bukan buat saya sendiri, tetapi negara. Apalagi kan ada pemain senior seperti Hendra Setiawan. Kita enggak tahu apakah dua tahun lagi (Piala Thomas 2018) Koh Hendra masih akan main," ujar Ihsan.
Ihsan mengaku bagian yang paling sulit setelah kekalahan tersebut adalah mengembalikan mental bermainnya.
"Move on-nya itu, lebih sulit dari pada (putus sama) cewe. Rasanya masih ada sekitar 40 persen (rasa bersalah)," ujar pemain 20 tahun tersebut.
Ihsan mengaku harus berpikir positif untuk bisa melewati masa sulitnya.
"Ada yang kasih tahu kalau bukan cuma saya yang pernah kalah. Koh Alan (Budikusuma) juga pernah kalah, tetapi berhasil menebusnya dengan menjadi juara Olimpiade (Barcelona 1992)," kata Ihsan.
"Saya juga ingin begitu, bisa membuktikan dengan berprestasi ke depannya. Pokoknya saya berusaha dulu," ujarnya lagi.
Satu hal lain yang dia pelajari setelah bertanding pada Piala Thomas kemarin adalah soal senyum.
Editor | : | Pipit Puspita Rini |
Sumber | : | juara |
Komentar