Untuk kedua kali dalam karier, Gareth Bale akan tampil di final Liga Champion. Menghadapi Atletico Madrid, 28 Mei di San Siro, Bale siap lahir dan batin untuk menghadapi lawan yang sama yang dihadapi Real Madrid pada final dua tahun lalu di Lisabon.
Penulis: Dian Savitri
Bale masih mengingat dengan jelas bagaimana proses ia mencetak gol pada perpanjangan waktu, gol yang membuat Madrid berbalik unggul dan akhirnya mengalahkan Atletico 4-1.
Ketika itu, skor sementara adalah 1-1, setelah Sergio Ramos membuat gol penyama kedudukan pada menit ke-93.
Memasuki perpanjangan waktu babak kedua, sepertinya pertandingan harus ditentukan melalui adu penalti.
Baca Juga:
- Suporter Berusia 90 Tahun Duo Madrid Siap Tonton Final Liga Champions
- Ancelotti Minta Real Madrid Hati-hati pada Simeone
- 6 Dosa Fatal Jose Mourinho di Chelsea
Pada saat itulah, Angel Di Maria memotong pertahanan Atletico dan menendang bola melewati kiper Atletico, Thibaut Courtois. Bola melayang di udara dan Bale sudah menunggu.
Gol Bale terjadi pada menit ke- 110, dilanjutkan dengan gol dari Marcelo (menit ke- 118), dan gol Cristiano Ronaldo dari titik putih (120’).
Bale juga mengungkapkan arti kehadiran Zinedine Zidane sebagai pelatih Madrid menggantikan Rafael Benitez. Juga kondisinya sendiri di Madrid saat ini, yang menurutnya sangat jauh lebih baik dibanding sebelumnya.
Wawancara dengan Bale ini disarikan dari berbagai sumber, termasuk dari The Irish Examiner dan Football Espana.
La undecima atau gelar ke-11 sebagai juara Liga Champion menjadi target tidak hanya untuk Real Madrid.
Bale juga ingin melihat Madrid bisa meraihnya di Milano.
Ceritakan lagi proses terjadinya gol yang Anda buat pada final Liga Champion 2014 di Lisabon.
Setelah Di Maria menendang bola, semuanya jadi seperti slow motion.
Ketika bola melayang di udara, saya merasa seperti menunggu selama dua hari sebelum bola itu tiba. Saya hanya ingin melakukan kontak yang tepat dengan bola dan mencetak gol yang membuat kami bisa unggul.
Sungguh memori yang menakjubkan.
Bagaimana dengan final tahun ini?
Kami tahu tahun ini akan menjadi final yang sangat berbeda dibanding dua tahun lalu, walau lawannya sama. Kami bisa mengalahkan mereka.
Tim percaya diri bisa menang.
Namun, saya mau final ini tidak dipenuhi dengan drama yang membuat jantung berdegup kencang, misalnya Madrid tertinggal 0-1 sementara waktu pertandingan tersisa satu menit.
Bagaimana hubungan Anda dengan tim saat ini dibanding dua tahun lalu?
Saya merasa menjadi bagian dari tim sekarang. Pada tahun pertama, saya belum kenal banyak orang. Harus banyak berkenalan dan melakukan hubungan baru.
Sekarang, saya lebih terintegrasi ke dalam tim, lebih terlibat.
Sabtu ini akan menjadi sebuah pertandingan yang sangat menarik. Itulah mengapa saya datang ke Real Madrid: untuk berada di final Liga Champion dan memenanginya.
Kehadiran Zinedine Zidane berpengaruh besar, ya?
Kami bicara banyak tentang bagaimana tim bisa melakukan perbaikan.
Zidane memberi tim lebih banyak keyakinan untuk membuka diri, bermain lebih bebas.
Ketika tim diberi kebebasan seperti itu, semua pemain bisa mengeluarkan yang terbaik dari diri masing-masing.
Itulah yang terlihat dari Madrid pada paruh kedua musim 2015/16.
Sektor apa yang paling berkembang dari Madrid setelah ditangani Zidane?
Di Liga Champions, rasanya kami tidak kebobolan selama bermain di Santiago Bernabeu sepanjang musim. Kami bekerja sama dalam hal bertahan.
Tim juga menyerang bersama-sama. Kami berhasil membuat Manchester City tampak membosankan. Tim menetralisir semua ancaman yang datang dari mereka.
Diego Simeone mengatakan Madrid ala Zidane adalah sebuah tim yang mengandalkan serangan balik. Bagaimana pendapat Anda?
Tergantung pada bagaimana pertandingan berlangsung. Ada beberapa taktik yang telah kami latih sedemikian rupa, sehingga bisa melakukannya dengan baik.
Menahan bola, melakukan serangan balik, bertahan pada saat yang tepat.
Pertandingan melawan Atletico selalu mengandalkan fisik. Mereka sangat defensif dan hal itu membuat kami sulit untuk membongkar pertahanan mereka.
Trofi mana yang lebih penting: La Liga atau Liga Champion?
Semua trofi penting. Ketika memulai musim, kami berusaha untuk bisa memenangi semuanya.
Sekarang, karena La Liga sudah hilang, maka kami harus bisa menjadi juara di Liga Champion.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | BOLA Sabtu No.30 |
Komentar