Cristian Brocchi gagal menghadirkan trofi Coppa Italia. Sebelumnya dia juga gagal meloloskan Milan ke Liga Europa setelah hanya menempati peringkat tujuh klasemen akhir Serie A 2015-2016. Posisinya sebagai pelatih Milan menjadi tidak pasti.
Penulis: Riemantono
Di tengah ketidakpastian tersebut, dia menyatakan keinginan terhadap kondisi di Milan.
Satu hari setelah Milan dikalahkan Juventus 0-1 di final Coppa Italia pada 21 Mei, Brocchi mendapat trofi Tapire d'Oro (Tapir Emas) dalam acara komedi satir bertitel Striscia la Notizia di stasiun televisi Canal 5 Mediaset.
Tapire d'Oro adalah "penghargaan" spesial yang diberikan kepada selebritas atau politikus yang baru saja mengalami kekalahan.
Saat menerima trofi Tapire d'Oro, Brocchi ditanya oleh pemberi penghargaan, yaitu aktor Valerio Staffelli, mengenai tim junior Milan. Sebuah pertanyaan sindiran.
Maklum, sebelum ditunjuk sebagai pengganti Sinisa Mihajlovic untuk membesut tim utama Milan pada 12 April lalu, Brocchi menangani tim Primavera (U-19) Milan.
[video]http://video.kompas.com/e/4893989251001_ackom_pballball[/video]
Sudah bukan rahasia lagi kalau pelatih tim utama Milan sering diintervensi mengenai taktik oleh bos klub, Silvio Berlusconi. Hal tersebut jarang dialami oleh pelatih tim Primavera Milan.
Karena itulah, Stafelli mengajukan pertanyaan tentang tim junior Milan di mana pengurus klub tidak melakukan intervensi urusan teknis atau pemilihan taktik.
Brocchi menjawab diplomatis.
"Masing-masing memiliki tugas yang sangat spesifik, seperti Milan yang telah melakukan tugas terbaik untuk klub, sementara sisi teknis atau taktik adalah milik saya," ujar pelatih berusia 40 tahun itu seperti dikutip Milannews.
Brocchi tidak memberi sinyal apakah selama satu bulan lebih melatih tim utama Milan, dirinya sempat diintervensi oleh Berlusconi dalam urusan teknis. Dari jawaban tersebut, dapat dikatakan bahwa yang didambakan Brocchi adalah berkuasa penuh dalam urusan teknis.
Kalah dari Emery
Meski Brocchi gagal memberikan trofi Coppa Italia, Berlusconi tidak kecewa pada mantan gelandang Milan tersebut. Bahkan, sang presiden klub memuji hasil kerja Brocchi di pertandingan final Coppa melawan Juventus.
"Permainan terbaik Milan dalam dua tahun terakhir," ujar Berlusconi.
Namun, sang bos belum bisa memastikan apakah Brocchi akan bertahan sebagai pelatih Milan. Soal pelatih kepala I Rossoneri mesti menunggu urusan penjualan klub kepada perusahaan Tiongkok kelar.
Kabar yang beredar, perusahaan Tiongkok yang ingin membeli Milan menginginkan pelatih Sevilla, Unai Emery, sebagai ahli strategi Milan.
Keinginan itu yang wajar. Emery memiliki prestasi bagus sebagai pelatih, jauh lebih hebat dari Brocchi.
Brocchi baru sekitar satu bulan melatih tim di kasta tertinggi di salah satu liga elite Eropa, sementara Emery memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun.
Sebelum Sevilla di La Liga, dia pernah membesut Valencia dan Spartak Moskva di Liga Rusia. Brocchi masih nirgelar, sementara Emery sudah mengoleksi tiga trofi Liga Europa yang diraih pada tiga musim terakhir.
Melihat reputasi Emery, kans Brocchi bertahan sebagai pelatih tim utama Milan sangat kecil.
Kansnya membaik jika keinginan Berlusconi bertahan sebagai presiden klub akhirnya disetujui perusahaan Tiongkok yang akan membeli Milan.
Namun, perusahaan itu sudah berkata tidak.
Siapa pun pelatih Milan, entah itu tetap Brocchi, Emery, atau nama lain, Milan harus mendengar apa yang diidamkan Brocchi, yakni urusan teknis dan taktik sepenuhnya adalah milik pelatih.
Jika perusahaan Tiongkok benarbenar menguasai Milan yang berarti Berlusconi tidak berposisi lagi sebagai presiden klub, bagus buat Emery karena dia tidak akan mendapat gangguan dari dalam.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar