PSSI kembali disibukan dengan pekerjaan rumah yang baru. Penyebabnya adalah penolakan yang dilakukan Fachri Husaini, seusai pria berusia 50 tahun itu ditunjuk sebagai pelatih kepala tim nasional (timnas) U-19 Indonesia pada Senin (23/5/2016).
PSSI, melalui Sekjen, Azwan Karim, menerima penolakan yang disampaikan Fachri Husaini. Menurut Azwan, pelatih berusia 50 tahun itu masih harus berkonsentrasi untuk kesibukannya di luar sepak bola.
"Sebelumnya, kami sudah melakukan koordinasi dan Fachri Husaini juga sudah berkomunikasi dengan kami. Dia menyatakan masih memiliki kesibukan di kantornya," ucap Azwan di kantor PSSI, Senayan, Kamis (26/5/2016).
"Karena hal itu, Fachri mengatakan jika dirinya sulit untuk fokus membangun timnas U-19. Apalagi, Piala AFF akan berlangsung pada September mendatang. Ya, waktunya memang terlalu sempit," katanya.
Baca juga:
- Penampilan Konsisten, Bek Indonesia Ingin Dinaturalisasi Myanmar
- Gagal di Liga Futsal, Eks Winger Persija Fokus dengan Klub ISC B
- Foto Bareng Jadi Resep Sukses Persik
Merespons penolakan tersebut, PSSI kini menunjuk Komite Teknis dan Pengembangan untuk penunjukan pelatih timnas U-19. Sebelumnya, panitia tersebut ditugasi mencari pelatih untuk timnas senior.
Rencananya, komite itu bakal menggelar pertemuan khusus untuk membahas pengganti Fachri di Kantor PSSI pada Jumat (26/5/2016).
"Agenda untuk Komite Teknis dan Pengembangan yaitu membentuk expert panel. Setelah itu, para nominasi pelatih akan masuk dalam tahap wawancara dan hasilnya akan diserahkan kepada Komite Eksekutif PSSI," ujar Azwan.
Menurut Azwan, expert panel bakal diisi oleh pelatih-pelatih sepak bola di Indonesia yang telah memiliki jam terbang tinggi.
Panel tersebut bakal mengumumkan nominasi pelatih untuk timnas U-19 dan timnas senior maksimal dalam dua minggu dari sekarang atau pada Kamis (9/6/2016).
[video]http://players.brightcove.net/4386485688001/5f5050ba-12eb-4380-b837-257aded67fbc_default/index.html?videoId=4910358038001&preload=none[/video]
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | juara |
Komentar