MONYWA, JUARA.net – Bek asal Indonesia, Dedi Gusmawan tampil cukup konsisten pada musim keduanya di Myanmar National League (MNL). Pemain berusia 30 tahun itu pun ditawari untuk dinaturalisasi negara itu.
Dedi Gusmawan yang musim 2016 merupakan tahun keduanya berkarier di Myanmar bersama Zeyar Shwe Myay FC, mengaku kerasan di negara ini. Walau, eks pemain bertahan Mitra Kukar itu tetap ingin meneruskan karier di Indonesia.
Pada musim 2015, Dedi hanya setengah musim bersama klub berjulukan The Dragons. Dedi lalu kontraknya diperpanjang karena pengurus Zeyar Shwe Myay puas dengan penampilan pemain ini.
”Saya ditawari jadi pemain naturalisasi agar bisa membela timnas Myanmar. Tetapi, saya sambil senyum menolak halus dan mengatakan kalau saya pernah membela timnas Indonesia walau sekali."
Bek Zeyar Shwe Myay, Dedi Gusmawan
Kini, Dedi bersama The Dragons kembali menunjukkan penampilan konsisten. Pada 12 laga awal Zeyar Shwe Myay di MNL 2016, eks bek PSDS Deli Serdang dan PSPS Pekanbaru itu selalu jadi starter.
”Alhamdulillah, saya selalu main dalam 12 laga awal di liga untuk Zeyar. Kalau ditanya kerasan atau tidak, saya menikmati karier di sini. Walau, saya tak munafik ingin kembali main di Indonesia, agar dekat dengan keluarga,” ujar Dedi Gusmawan kepada JUARA.
Pemain dengan tinggi badan 178 cm itu juga menceritakan pengalaman lucu ketika selalu tampil sebagai starter. Petinggi klubnya yang juga pengurus Federasi Sepak Bola Myanmar (MFF) menawarinya pindah kwarganegaraan.
Baca juga:
”Saya ditawari jadi pemain naturalisasi agar bisa membela timnas Myanmar. Tetapi, saya sambil senyum menolak halus dan mengatakan kalau saya pernah membela timnas Indonesia walau sekali,” tuturnya.
Dedi memang sekali dimainkan untuk timnas Indonesia pada 25 September 2014. Kala itu, dia diturunkan sebagai pemain pengganti oleh pelatih Alfred Riedl saat Indonesia menjamu Kamboja dalam laga uji coba resmi.
Pesepak bola ramah ini juga masih mengharap kembali ke timnas, apalagi Indonesia akan turun di Piala AFF 2016. Apalagi pada turnamen dua tahunan itu, fase penyisihan grup akan terlaksana di Myanmar dan Filipina.
”Kalau mainnya Indonesia di Myanmar, saya akan sangat senang dipanggil timnas. Tetapi, saya sadar peluangnya tak besar untuk masuk timnas. Walau, setiap pemain tentu ingin selalu membela timnasnya,” ucap Dedi.
Soal pencabutan pembekuan PSSI yang membuat Indonesia tak lagi dikenai sanksi oleh FIFA, Dedi juga senang. Dia mengharapkan, hal itu bisa membuat masa depan sepak bola nasional akan lebih baik lagi.
”Pastinya, masyarakat ada hiburan lagi dan pelaku sepak bola ada pekerjaan,” tutur pemain yang kini mewarnai rambutnya dengan corak pirang.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | juara |
Komentar