Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tim Thomas dan Uber Indonesia Bisa Berjaya pada 2018

By Aloysius Gonsaga - Senin, 23 Mei 2016 | 06:15 WIB
Tim Thomas Indonesia, berpose di podium setelah final melawan Denmark.  Indonesia kalah 2-3 pada laga yang berlangsung di Kunshan Sport Center, Minggu (22/5/2016).
BADMINTON INDONESIA
Tim Thomas Indonesia, berpose di podium setelah final melawan Denmark. Indonesia kalah 2-3 pada laga yang berlangsung di Kunshan Sport Center, Minggu (22/5/2016).

Penantian Indonesia untuk kembali memboyong Piala Thomas ke Tanah Air belum berujung. Padahal, mimpi selama 14 tahun itu nyaris menjadi kenyataan ketika Hendra Setiawan dan kawan-kawan melaju ke final turnamen beregu putra paling bergengsi itu.

Laporan langsung Aloysius Gonsaga Angi Ebo dari Kunshan, China

Sayang, Indonesia tak mampu membendung Denmark, yang tampil dengan kekuatan terbaiknya. Raksasa bulu tangkis Eropa tersebut menyapu bersih tiga nomor tunggal dan Indonesia harus puas dengan kemenangan dari sektor ganda sehingga skor akhir adalah 3-2 untuk Denmark pada partai puncak di Kunshan Sports Center, Minggu (22/5/2016).

Indonesia, yang terakhir kali mengangkat trofi Piala Thomas pada 2002, harus menunggu lagi. Sebaliknya, Denmark mengukir sejarah karena ini adalah gelar pertama mereka setelah gagal dalam delapan partai final sebelumnya, termasuk dikalahkan Indonesia pada 1964 di Tokyo, 1973 dan 1979 di Jakarta, serta 1996 di Hong Kong.

Kecewa dan sedih sudah pasti melanda kubu Indonesia, tetapi ada harapan besar untuk mewujudkan impian menjadi juara pada perhelatan dua tahun mendatang. Ini lantaran skuat Piala Thomas 2016 dihuni sejumlah besar pemain muda, terutama pada tiga tunggal putra yakni Jonatan Christie, Anthony Ginting dan Ihsan Maulana Mustofa. Jonatan baru akan berusia 19 tahun pada Agustus nanti, Ginting 19 tahun dan Ihsan 20 tahun.

"Saya rasa tim kami sudah berjuang maksimal dan saya juga sangat yakin, dalam dua tahun lagi para pemain muda ini sudah lebih matang. Ini adalah modal bagi semuanya, terutama pemain yang masih muda. Harapan saya, dalam dua tahun dari sekarang mereka bisa lebih siap lagi," ujar Hendra, yang didaulat menjadi kapten tim Thomas Indonesia.

Baca Juga:

Nada optimisme juga meluncur dari mulut manajer tim Piala Thomas dan Uber Indonesia, Rexy Mainaky. Salah satu legenda bulu tangkis Indonesia pada sektor ganda putra ini merasa yakin pasukan Merah Putih akan lebih kuat pada Piala Thomas 2018, di manapun event dwitahunan itu diselenggarakan.

"Saya kira para pemain muda yang ada sekarang memiliki kapabilitas dan peluang untuk menembus posisi 20 bahkan 15 dunia pada akhir tahun ini. Mereka juga bakal lebih kuat pada Piala Thomas mendatang, seperti yang dikatakan Hendra," ungkap Rexy.

Pasukan putri pun menyimpan secercah harapan, karena pada event kali ini dihuni sebagian besar pemain muda. Tengok saja pada sektor tunggal, ada Fitriani yang berusia 19 tahun, Hana Ramadhini (21 tahun) dan Gregoria Mariska (16 tahun). Tiga pemain muda ini mendapat kesempatan bermain dan cukup impresif selama fase grup hingga perempat final.

Memang, secara keseluruhan para duta bulu tangkis Indonesia sudah berjuang maksimal selama perhelatan Piala Thomas dan Uber 2016 di Kunshan, China. Target realistis terpenuhi, yakni tim putri menembus perempat final dan putra mencapai final. Sayang, target idealis (tim Uber ke semifinal dan Thomas menjadi juara) gagal tercapai.


Editor : Aloysius Gonsaga
Sumber : juara.net


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X