Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pengalaman Berbicara, Indonesia Harus Akui Kemenangan Denmark

By Minggu, 22 Mei 2016 | 18:16 WIB
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI, Rexy Mainaky, memberikan keterangan usai tim Piala Uber Indonesia mengalahkan Hong Kong 3-2 pada pertandingan kedua penyisihan Grup C di Kunshan Sports Centre, Senin (16/5/2016).
ALOYSIUS GONSAGA ANGI EBO/JUARA.net
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI, Rexy Mainaky, memberikan keterangan usai tim Piala Uber Indonesia mengalahkan Hong Kong 3-2 pada pertandingan kedua penyisihan Grup C di Kunshan Sports Centre, Senin (16/5/2016).

Indonesia harus menunggu lagi untuk membawa pulang gelar Piala Thomas ke Tanah Air. Padahal, penantian selama 14 tahun tersebut sudah nyaris menjadi kenyataan tatkala Hendra Setiawan dan kawan-kawan menjejakkan kakinya pada partai final di Kunshan Sports Center, Minggu (22/5/2016).

Laporan langsung Aloysius Gonsaga Angi Ebo dari Kunshan, China

Sayang, angin kemenangan berembus ke kubu Denmark. Keberhasilan Hans-Kristian Vittinghus mengalahkan Ihsan Maulana Mustofa pada partai kelima dengan skor 21-15, 21-7 membuat Indonesia harus mengubur impian lantaran kalah 2-3. Sebaliknya, Denmark mengakhiri penantian panjang mereka untuk mengangkat trofi kejuaraan beregu putra paling bergengsi ini setelah gagal dalam delapan kesempatan sebelumnya.

Para penggawa Tanah Air sudah berjuang maksimal. Nyatanya, pengalaman yang berbicara di dalam event dua tahunan ini, sehingga dua tunggal terakhir yang masih berusia muda tidak mampu mengatasi tekanan, setelah Tommy Sugiarto kalah dari pemain andalan Denmark, Viktor Axelsen, pada partai pembuka.

"Harus diakui, para pemain muda bermain di dalama tekanan pada pertandingan ini, terutama tunggal kedua (Anthony Ginting). Dia tidak menunjukkan permainan terbaiknya seperti saat melawan Korea Selatan. Kami harus mengakui kalah dari tim terbaik, karena Denmark memiliki pemain tunggal dengan level merata, dari Viktor Axelsen, Jon O Jorgensen dan Vittinghus," ujar manajar tim Piala Thomas dan Uber Indonesia, Rexy Mainaky.

Memang, tim Piala Thomas Indonesia kalah kelas dari Denmark jika berbicara untuk nomor tunggal. Hanya Tommy Sugiarto yang bisa bersaing, tetapi setelah pemain peringkat delapan dunia ini takluk dari Axelsen, maka peluang Indonesia memboyong Piala Thomas menjadi kecil. Ini karena Ginting dan Ihsan tidak berdaya menghadapi Jorgensen yang menempati peringkat kelima dunia serta  Vittinghus (peringkat ke-13).

"Untuk tunggal di tim ini hanya Tommy yang memiliki pengalaman. Tiga tunggal lainnya masih kurang berpengalaman," ungkap Rexy.

Pada partai final ini, Tommy menjadi ujung tombak. Setelah dia kalah, Indonesia menyamakan skor melalui ganda pertama Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.

Kemudian, Denmark memimpin lagi usai Jorgensen menang atas Ginting, yang saat ini berusia 19 tahun. Lagi-lagi Indonesia menyusul berkat kemenangan Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, sebelum Vittinghus menaklukkan Ihsan, pemain berusia 20 tahun.


Editor : Aloysius Gonsaga
Sumber : juara.net


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X