Setelah lepas dari pembekuan Kemenpora dan sanksi FIFA, kini PSSI sedang ngebut untuk mempersiapkan tim tampil di Piala AFF di Myanmar-Filipina, 19 November-17 Desember.
Penulis: Kukuh W./Martinus R. B./Gonang S.
Menentukan pelatih menjadi pekerjaan pertama yang harus dikerjakan secepatnya. Jangan sampai persiapan tim mepet menjelang turnamen.
Bila mengacu pada dua Piala AFF sebelumnya, 2012 dan 2014, persiapan lebih dari tujuh bulan saja belum mampu meloloskan Indonesia dari babak grup. Terlebih saat ini yang tinggal menyisakan enam bulan.
Di tengah kondisi ini, para pelatih mencoba memberikan saran kepada PSSI agar memercayakan jabatan pelatih kepada pria lokal.
“Belajarlah dari Thailand, Vietnam, dan Malaysia yang sudah memberi kepercayaan kepada pelatih lokal. Di Indonesia ada Nil Maizar, Aji Santoso, dan Widodo C. Putro,” kata Benny van Breukelen, mantan pelatih kiper timnas U-23.
Baca Juga:
- Meledek Legenda Indonesia, Del Piero Tertawa
- Edgar Davids Kalem di Luar, tetapi Garang di Dalam
- Marcello Lippi: Maaf, Indonesia
Terkait stok pelatih lokal yang sedang tak terikat dengan klub, PSSI tampaknya wajib mempertimbangkan Benny Dollo, Danurwindo, serta Djadjang Nurdjaman. Status tanpa klub dan sarat pengalaman bisa menjadi solusi dari mepetnya waktu persiapan tim.
Terlepas dari stok itu, ternyata anggota Komite Eksekutif PSSI, Tonny Apriliani, mengatakan sudah menominasikan tiga pelatih untuk dibicarakan ke tahap lanjutan lewat Komite Teknik PSSI. Salah satu namanya adalah pria asing rasa lokal, Jacksen F. Tiago.
Keputusan final direncanakan akan jatuh pada Senin, 23 Mei.
“Ada beberapa hal yang dipertimbangkan, salah satunya persetujuan pemerintah sebab timnas kan membawa nama negara,” tutur Tonny.
Sebenarnya, pernyataan Tonny itu merupakan hal yang tidak lumrah dilakukan oleh para pengurus sebelumnya.
Butuh Dana
Selain urusan pelatih, PSSI dipusingkan dengan kosongnya kas organisasi. Hal ini adalah buntut dari kekisruhan satu tahun belakangan ini.
Pendapatan yang biasanya bersumber dari sponsorship dan tiket pertandingan timnas tidak didapat lagi lantaran kevakuman timnas.
Berdasarkan kondisi ini, pejabat teras PSSI memberlakukan kebijakan yang tak umum dilakukan dalam beberapa tahun terakhir, yaitu mengharapkan bantuan dana dari pemerintah.
“Kami mendengar bahwa pemerintah ingin turut berperan. Maka, kami tak mau buru-buru mempersiapkan tim,” ucap Hinca Panjaitan, Acting President PSSI.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BOLA Sabtu No. 029 |
Komentar