Duel Bayern Muenchen lawan Borussia Dortmund pada final DFB Pokal (Piala Jerman) di Olimpiastadion, Berlin, Sabtu (21/5/2016), menjadi penutup sempurna bagi kompetisi domestik Jerman musim ini.
Pertemuan dua raksasa Jerman ini dilabeli Der Klassiker, duel klasik, yang bisa disetarakan dengan el clasico antara FC Barcelona versus Real Madrid di Spanyol.
Partai Bayern Muenchen kontra Borussia Dortmund disebut penutup sempurna karena mempertandingkan dua tim terbaik di Bundesliga 2015-2016. Bayern sang juara menjajal kekuatan tim runner-up, Dortmund.
Selain menyajikan bentrokan dua raksasa elite, ada 4 alasan lain yang membuat laga Der Klassiker pada final DFB Pokal nanti lebih spesial dari perjumpaan mereka yang sebelumnya.
Berikut di antaranya.
1. Josep Guardiola incar perpisahan terindah
Partai puncak Piala Jerman di Berlin nanti bakal menandakan akhir sebuah era di skuat Bayern, yakni masa kepelatihan Josep Guardiola.
Wajar apabila para pemain Die Bayern bakal termotivasi lebih besar demi memberikan kado perpisahan sempurna bagi sang arsitek. Per musim panas tahun ini, Guardiola akan menukangi klub Inggris, Manchester City.
Walau gagal membawa Bayern ke tangga juara Liga Champions 2015-2016, meraih sepasang titel domestik ialah bentuk bakti terindah Pep bagi klub berseragam utama merah itu saat berpamitan.
"Jika jadi pelatih, idealnya saya akan pergi dengan trofi di pertandingan terakhir saya," kata penyerang Bayern, Thomas Mueller, tentang Guardiola.
2. Menanti aksi calon pengkhianat
Pada kubu lain, Mats Hummels juga siap merayakan perpisahan dengan Borussia Dortmund. Bedanya, Hummels berpamitan dengan status sebagai 'calon pengkhianat' bagi Dortmund.
Mulai musim depan, bek tengah Jerman berusia 27 tahun itu akan berseragam merah khas Bayern. Menarik menanti bagaimana Hummels menyikapi duel sarat emosi di Berlin nanti.
Apakah curahan fokusnya sudah melayang kepada Bayern?
3. Peluang trofi perdana Thomas Tuchel
Bagi Borussia Dortmund, raihan gelar sisa pada ajang DFB Pokal musim ini bisa mengobati kekecewaan mereka akibat gagal menjuarai dua pentas lain: Bundesliga dan Liga Europa.
Terbuka pula kemungkinan datangnya gelar bergengsi perdana sepanjang karier kepelatihan bos mereka, Thomas Tuchel.
Peramu taktik berusia 42 tahun itu melakoni musim perdana di Dortmund sebagai penerus Juergen Klopp. Sebelumnya, dia cuma punya pengalaman melatih FC Augsburg II (2007-2008) dan FSV Mainz (2009-2014).
Pada laga inilah Tuchel memiliki kesempatan terbaik menutup periode debut dengan gelar, sesuatu yang tak mampu dicatatkan Klopp pada musim perdana di Dortmund (2008-2009).
4. Pembuktian Aubameyang
Kalau momen kepergian Josep Guardiola dan Mats Hummels adalah sebuah keniscayaan, kabar hengkangnya Pierre-Emerick Aubameyang dari Dortmund baru sebatas peluang.
Aubameyang, predator bermodal 39 gol dalam 48 laga di berbagai ajang musim ini, dikaitkan dengan Real Madrid, FC Barcelona, sampai Manchester United.
Penyerang Gabon itu memiliki satu partai tersisa guna membuktikan apakah dirinya layak dihargai sampai 100 juta euro oleh para peminat tersebut!
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar