Pencabutan sanksi FIFA layak menjadi momentum kebangkitan sepak bola nasional. Dua pihak yang awalnya kerap berseberangan, PSSI dan Kemenpora, mulai membuka diri untuk saling melengkapi.
Penulis: Martinus Bangun/Kukuh Wahyudi
Dalam sesi jumpa pers terkait pencabutan sanksi FIFA awal pekan ini, Hinca Panjaitan selaku Acting President PSSI sempat enggan menanggapi salah satu pertanyaan awak media terkait upaya PSSI dalam mencari ganti rugi selama sanksi berlangsung.
“Sudahlah, bukan waktunya lagi menoleh ke belakang. Kini, kami justru ingin beriringan dengan Menpora, Mensesneg, Menkopulhukam. Syukur-syukur bisa segera bertemu Presiden. Semoga tahapan-tahapannya bisa lebih cair,” ujar Hinca.
Baca Juga:
- Meledek Legenda Indonesia, Del Piero Tertawa
- Marcello Lippi: Maaf, Indonesia
- Lawan Del Piero dkk, Danurwindo Ingin Mainkan 15 Pemain di Lapangan
Selain berkoordinasi dengan pemerintah, FIFA juga mewajibkan PSSI untuk melanjutkan lima poin yang tertuang dalam TOR (Term of Reference) Komite Ad Hoc pimpinan Agum Gumelar (lihat di bawah).
Hal itu juga ditegaskan dalam surat resmi pencabutan sanksi yang dikeluarkan FIFA dan ditanda tangani Markus Kattner, selaku Acting Secretary General FIFA.
Gayung bersambut karena pihak Kemenpora juga siap membuka diri.
"Dalam konteks penanggung jawab, kami siap mengawal. Jangan sampai PSSI merasa sendirian mengurus sepak bola," ujar juru bicara Kemenpora, Gatot Dewa Broto.
TSC dan KLB
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.667 |
Komentar