Tottenham terpeleset turun ke peringkat tiga setelah kalah besar 1-5 dari Newcastle di laga akhir. Kekalahan itu bisa dipahami karena pemain pasti sudah tak punya hasrat bermain ngotot.
Penulis: Anggun Pratama
Toh, mereka sudah pasti gagal menjadi juara Premier League. Spurs kalah konsisten dari Leicester. Hal yang patut dicermati adalah kenapa Tottenham bisa mencuat menjadi salah satu kandidat juara.
Di awal musim Spurs memang digadang-gadang punya skuat yang berpotensi finis di empat besar. The Lilywhites ternyata berkembang pesat seiring musim berjalan.
Pelatih Mauricio Pochettino membuat timnya bermain atraktif bermodalkan tenaga besar anak-anak muda. Minim pengalaman, Spurs berkembang menjadi tim penuh potensial.
Awal musim ini tak berjalan terlalu mulus karena tak merasakan kemenangan dalam lima laga pertama (satu kalah, empat imbang). Baru di laga keenam kemenangan diraih. Spurs mengalahkan Sunderland 1-0.
Spurs terus menyeruak ke papan atas sehingga mendapat status sebagai kandidat juara. Pada akhirnya, mereka gagal setelah cuma bermain imbang di laga penentu kontra Chelsea awal Mei silam.
Kendati gagal menjadi juara, Pochettino tetap dipuji karena berhasil mengorbitkan anak muda lokal dengan kualitas layak dipanggil ke timnas
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.667 |
Komentar