Tottenham terpeleset turun ke peringkat tiga setelah kalah besar 1-5 dari Newcastle di laga akhir. Kekalahan itu bisa dipahami karena pemain pasti sudah tak punya hasrat bermain ngotot.
Penulis: Anggun Pratama
Toh, mereka sudah pasti gagal menjadi juara Premier League. Spurs kalah konsisten dari Leicester. Hal yang patut dicermati adalah kenapa Tottenham bisa mencuat menjadi salah satu kandidat juara.
Di awal musim Spurs memang digadang-gadang punya skuat yang berpotensi finis di empat besar. The Lilywhites ternyata berkembang pesat seiring musim berjalan.
Pelatih Mauricio Pochettino membuat timnya bermain atraktif bermodalkan tenaga besar anak-anak muda. Minim pengalaman, Spurs berkembang menjadi tim penuh potensial.
Awal musim ini tak berjalan terlalu mulus karena tak merasakan kemenangan dalam lima laga pertama (satu kalah, empat imbang). Baru di laga keenam kemenangan diraih. Spurs mengalahkan Sunderland 1-0.
Spurs terus menyeruak ke papan atas sehingga mendapat status sebagai kandidat juara. Pada akhirnya, mereka gagal setelah cuma bermain imbang di laga penentu kontra Chelsea awal Mei silam.
Kendati gagal menjadi juara, Pochettino tetap dipuji karena berhasil mengorbitkan anak muda lokal dengan kualitas layak dipanggil ke timnas
MOMEN TERBAIK
Kemenangan 4-1 atas Manchester City di White Hart Lane pada akhir September 2015 merupakan hasil terbaik yang didapat Spurs musim ini. Harry Kane mencetak gol perdananya dan berlanjut hingga ia menjadi pencetak gol terbanyak EPL musim ini.
MOMEN TERBURUK
Hasil imbang 2-2 dengan Chelsea awal Mei silam di Stamford Bridge menunjukkan bahwa Spurs merupakan tim muda yang minim pengalaman. Sudah unggul 2-0, Chelsea berhasil mengejar. Andai menang, Spurs bakal membuat Leicester gugup.
BINTANG
Harry Kane membuktikan diri bukan one season wonder. Setelah mencetak gol pertama di pekan keenam, ia sulit dihentikan. Total 25 gol yang ia buat menjadikannya sebagai pemain tertajam EPL musim ini. Jumlah itu empat biji lebih banyak dari musim lalu.
FLOP
Sulit mencari pemain gagal di kubu Spurs musim ini. Tetapi, sosok Son Heung-min layak diapungkan. Dibeli dari Leverkusen dengan harga 22 juta pound, pria Korea Selatan tersebut tampak masih kesulitan beradaptasi dengan Premier League.
REVELATION
Gelar PFA Young Player of The Year musim ini menunjukkan performa sang gelandang sentral impresif sepanjang musim. Dele Alli, 20 tahun, dibawa Roy Hodgson dalam skuat sementara timnas Inggris ke Euro 2016.
[video]http://video.kompas.com/e/4894956228001_ackom_pballball[/video]
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.667 |
Komentar