Jonatan Christie mendapat kepercayaan sebagai tunggal pertama tim Piala Thomas Indonesia ketika melakoni semifinal melawan pemain utama Korea Selatan, Son Wan Ho, di Kunshan Sports Centre, Jumat (20/5/2016). Meskipun sudah berjuang keras, Jonatan harus mengakui keunggulan penakluk Chen Long pada semifinal sehari sebelumnya itu dengan 10-21, 16-21.
Laporan langsung Aloysius Gonsaga Angi Ebo dari Kushan, China
Sebagai pemain muda, Jonatan, yang pada September nanti berusia 19 tahun, mengaku mendapat pelajaran penting. Dia mengakui, para pemain yang berada di peringkat 10 besar dunia sangat sulit ditaklukkan jika terlalu terbawa emosi.
"Dari hasil ini saya bisa melihat bahwa para pemain peringkat 10 besar itu tak mudah untuk dikalahkan. Mereka bermain sangat stabil. Mereka tidak gampang dimatikan dan mereka pun hampir tidak pernah mati sendiri. Itulah pelajaran berharga yang saya dapatkan dari pertandingan ini," ujar Jonatan.
Setelah kalah dengan cukup mudah pada gim pertama, Jonatan bermain jauh lebih bagus pada awal gim kedua. Ini mmbuat Jonatan sempat memimpin hingga 7-5, dan perolehan poin mereka ketat. Bahkan Jonatan bisa mengejar ketika tertinggal 12-15 untuk membuat kedudukan imbang.
"Setelah angka 15-15 itu ada jeda (Son Wan Ho meminta lapangan dibersihkan). Waktu bermain lagi, dia sudah mengubah strategi dan saya justru kembali ke pola lama di mana saya bermain tidak sabar. Padahal strategi pada awal gim kedua ini adalah bermain di depan net," ungkap Jonatan, yang untuk pertama kalinya bertemu Son Wan Ho.
Jonatan juga tak lupa meminta maaf kepada para pecinta bulu tangkis di Tanah Air. Padahal, dia punya tekad yang kuat untuk menyumbang poin bagi pasukan Merah Putih.
"Jujur saya kurang puas. Saya harus meminta maaf karena tidak bisa memberikan poin," ungkap Jonatan dalam wawancara di mixed zone.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | juara.net |
Komentar