Meski tidak hancur-lebur, musim 2015/16 akhirnya menjadi akhir perjalanan Manajer Manchester City, Manuel Pellegrini, di Liga Inggris.
Penulis: Dedi Rinaldi
Ekspektasi klub yang gagal diwujudkan menjadi alasan sahih bagi Pellegrini untuk melambaikan tangan tanda perpisahan.
Musim ini prestasi The Citizens sebenarnya cukup menarik.
Tiket Liga Champion untuk musim depan masih bisa digenggam karena finis di peringkat empat klasemen. Trofi Piala Liga pun bisa didapatkan.
Pada ajang Liga Champions, The Citizens bahkan mencetak sejarah, yaitu untuk pertama kalinya lolos ke babak semifinal.
City memulai musim dengan label kandidat juara. Tidak salah memang.
Tambahan bintang berkualitas seperti Raheem Sterling, Nicolas Otamendi, Kevin De Bruyne, sampai pemain muda Fabian Delph membuat tim kelihatan semakin kuat.
Apalagi dalam lima pertandingan pembuka musim, The Citizens menyapu bersih kemenangan, termasuk salah satunya dengan melibas sang juara bertahan Chelsea.
Akan tetapi, awal yang cerah berangsur-ansur meredup.
Cedera pemain, konsentrasi yang terbelah, dan egoisme para bintang menjadi faktor-faktor yang melemahkan tim.
Sementara itu, sektor pertahanan menjadi lini paling lemah sepanjang musim.
Repotnya, kondisi tersebut diperparah pula oleh direksi klub, yang melakukan pengumuman manajer baru pada tengah musim. Hal ini sempat membuat kegelisahan pada pemain.
Beruntung, Pellegrini masih mampu membangkitkan semangat tim meski masih belum maksimal. City menyelesaikan musim dengan kepayahan.
Pellegrini pun tetap harus berpisah karena tidak mampu memenuhi ekspektasi klub. Musim depan Pep Guardiola akan mencoba memperbaiki performa Manchester Biru.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.667 |
Komentar