Jumlah suporter Indonesia pada perhelatan Piala Thomas dan Uber 2016 di Kunshan Sports Centre, China, mungkin sangat tidak sebanding dengan penonton tuan rumah. Tetapi soal dukungan tak perlu diragukan lagi. Teriakan dan yel-yel Indonesia nyaris tak pernah berhenti menggema tatkala pasukan Merah Putih berjuang di arena pertandingan.
Laporan langsung Aloysius Gonsaga Angi Ebo dari Kunshan, China
Bahkan, penampilan suporter Indonesia terbilang paling nyentrik. Tengok saja apa yang dikenakan pria asal Surabaya ini yang bernama Hariyanto.
Mengenakan topeng bergambar burung Garuda, yang merupakan lambang Negara Republik Indonesia, serta kalung dan ikat kepala yang dibentuk dari rangkaian shuttlecock, dia tak pernah berhenti beraksi di tribune penonton.
Bagi para pecinta bulu tangkis Indonesia, bahkan mungkin dunia, sosok Hariyanto mungkin tak asing lagi.
Pasalnya, pria ini nyaris tak pernah absen mengikuti perjalanan regu bulu tangkis Indonesia, bahkan hingga ke benua Eropa.
Jadi, jangan pernah meragukan nasionalisme pria berusia berusia 51 tahun tersebut karena sudah 36 tahun dia tak pernah putus memberikan dukungan sehingga layak mendapat predikat maskot bulu tangkis Indonesia.
"Kalau bicara nasionalisme, bulu tangkis ini nomor dua setelah kecintaan saya terhadap bangsa dan negara Indonesia," demikian penuturan Hariyanto kepada JUARA saat ditemui usai tim Piala Uber Indonesia menang 3-2 atas Hong Kong 5-0 pada pertandingan kedua penyisihan Grup C di Kunshan Sports Centre, Minggu (15/5/2016), yang memastikan para srikandi Tanah Air melangkah ke babak perempat final.
"Saya sudah 36 tahun selalu mengikuti perjalanan regu bulu tangkis Indonesia, ke mana pun mereka bermain. Memang tidak setiap kejuaraan saya ikut, karena saya lebih memilih memberikan dukungan ketika Indonesia bermain beregu," ungkap pria yang memiliki lima anak tersebut.
Baca Juga:
- Profil Finalis, Liverpool Kembalikan Magi Penaklukkan Eropa
- Craig Christian: Chris John seperti 'Tuhan' di Dunia Tinju
- Zidane Minta Pemain Real Madrid Lupakan Sepak Bola
Hariyanto memiliki alasan mengapa lebih memilih memberikan dukungan jika Indonesia tampil pada event beregu. Ini karena jika pada turnamen perorangan, ada kemungkinan para pemain Indonesia sudah tersingkir sejak awal.
"Tetapi kalau turnamen beregu, apalagi yang bergengsi seperti Piala Thomas dan Uber serta Piala Sudirman, saya pasti berusaha untuk memberikan dukungan secara langsung. Ini termasuk ketika dua kali saya ke Eropa," ujar Hariyanto.
Ia mengaku sebelum berangkat ke Khunsan sempat memberikan dukungan secara langsung kepada pemain Indonesia yang bermain dalam ajang Malaysia Terbuka (bulan Maret) dan Singapura Terbuka (April).
Lantas, bagaimana dengan biaya perjalanan lintas negara demi memberikan dukungan kepada para duta bulu tangkis Indonesia?
"Apapun saya kerjakan, dari A sampai Z, untuk mendapatkan uang. Yang penting saya tidak menyalahi undang-undang dan hukum," tutur Hariyanto, yang hanya tersenyum ketika JUARA menyentil kemungkinan mendapat bantuan dana dari pihak ketiga sebagai bentuk penghargaan terhadap nasionalismenya yang begitu tinggi.
Aksinya ini pun mendapat dukungan dari keluarga, termasuk anak-anak dan sang istri. Bahkan Hariyanto mengaku istrinya yang menyiapkan semua perlengkapan untuk bepergian, tak lupa minyak wangi.
Nasionalisme yang tinggi ini ingin Hariyanto tularkan kepada anak-anaknya.
"Harapan saya kepada anak-anak agar mereka jangan pernah membuat malu nama bangsa di manapun, entah di dalam atau di luar negeri. Harus jaga kehormatan bangsa ini," ungkap Hariyanto, yang berharap tim Piala Thomas dan Uber Indonesia bisa meraih prestasi tertinggi pada event kali ini. Semoga!
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | juara.net |
Komentar