Bagi Sevilla CF, kompetisi Liga Europa merupakan arena bermain yang nyaman. Klub beralias Los Rojiblancos (Merah-Putih) dikenal pada era modern karena prestasinya di ajang ini.
Pada kancah domestik, Sevilla sekadar akrab dengan status kuda hitam. Prestasi mereka di kompetisi intern Spanyol kalah jauh dibandingkan dua raksasa lokal, Real Madrid dan FC Barcelona.
Satu-satunya trofi La Liga dalam sejarah Sevilla hadir tepat 70 tahun silam, yakni pada musim 1945-1946!
Tak peduli siapa pun bintang yang hadir, klub Andalusia itu tetap tak mampu mendobrak duopoli Real Madrid-Barca.
Figur top sekelas Davor Suker (1991-1996), Diego Simeone (1992-1994), sampai Diego Maradona (1992-1993) melakoni musim tanpa gelar selama memperkuat Sevilla.
Diego Simeone, Diego Maradona and Davor Suker at Sevilla, 1993. pic.twitter.com/yEUk6ivtld
— 90s Football (@90sfootball) December 22, 2015
Karena itu, peluang Rojiblancos mengangkat trofi lebih terbuka pada ajang kelas dua seperti Copa del Rey. Sevilla menjuarai pentas tersebut lima kali, dengan gelar terakhir datang pada 2009-2010.
Tradisi sebagai spesialis kompetisi kelas dua menjalar ke pentas level kontinental. Sevilla tak punya kisah indah di pentas antarklub termegah Eropa, Piala/Liga Champions.
Pencapaian terbaik mereka hanya perempat final edisi 1957-1958. Momen itu pun berakhir dengan tragedi kekalahan agregat 2-10 dari Real Madrid!
Kepayahan di pentas tersebut dikompensasi oleh gebrakan prestasi gemerlap pada ajang setingkat di bawah LC: Piala UEFA/Liga Europa.
Sevilla merupakan penguasa gelar terbanyak pada kejuaraan ini dengan jumlah 4 trofi, yakni pada 2005-2006, 2006-2007, 2013-2014, dan 2014-2015.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar