Liga Inggris sahih disebut sebagai kompetisi mengerikan pemakan pelatih. Setelah musim 2015-2016 rampung, ada 54 orang peracik taktik yang kehilangan jabatan pada empat divisi teratas kompetisi di Inggris!
Rekor tersebut merupakan yang tertinggi sejak 2001. Jumlah 54 manajer yang dipecat tersebar di kompetisi Premier League, Divisi Championship, League One, dan League Two.
Selain itu, sebanyak 12 orang lain memilih mengundurkan diri.
"Sungguh musim yang tidak kenal ampun, mengecewakan, dan memalukan bagi dunia olahraga. Musim ini adalah yang terburuk," ujar Richard Bevan, Ketua Asosiasi Manajer Liga, kepada BBC Radio.
Dua manajer terbaru yang meninggalkan klubnya ialah Roberto Martinez (Everton) dan Quique Sanchez Flores (Watford).
Baca Juga:
- 4 Alasan Juventus Wajib Pertahankan Gianluigi Buffon
- 10 Pengkhianat Terpopuler antara Bayern Muenchen dan Borussia Dortmund
- 4 Tujuan Potensial Rafael Benitez Berikutnya
Martinez dipecat setelah tiga musim menukangi Everton, sedangkan Flores pergi usai mengantar Watford finis di peringkat ke-13 EPL dan mencapai semifinal Piala FA.
"Tekanan saat ini lebih banyak bukan hanya untuk manajer dan praktisi profesional, tapi juga pemilik dan eksekutif klub," kata Bevan lagi.
Angka pemecatan yang tinggi disebut sangat memengaruhi stabilitas klub bersangkutan. Hal itu mencakup segi kinerja di lapangan dan bisnis secara luas.
"Jika Anda memecat orang terpenting setiap 8-10 bulan, apa pengaruhnya terhadap citra klub? Jelas muncul ketidakstabilan dan banyak masalah lain," kata Bevan.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | BBC |
Komentar