Sebuah bangunan tua berdiri tepat di perempatan Monumen Pers Nasional dan berseberangan dengan rumah dinas Wali Kota Surakarta. Bangunan tersebut adalah Balai Persis yang juga merupakan saksi sejarah klub perserikatan yang kini telah bermetamorfosa menjadi klub profesional, Persis Solo.
Penulis: Gonang Susatyo
Balai Persis berdiri di tanah seluas 1600 meter persegi dan terletak di Jalan Gajah Mada no. 73, Solo.
Balai tersebut sudah berdiri sejak era kolonialisme Belanda. Lalu mengapa disebut balai?
“Kita kerap menyebut balai kota yang merupakan pusat pemerintahan setempat. Begitu pula Balai Persis yang dianggap sebagai pusat Persis dan pusat sepak bola pada umumnya,” ungkap Heri Gogor Isranto, salah satu pengurus senior di Persis.
“Tapi masyarakat Solo hanya tahu Balai Persis sebagai sekretariat klub. Padahal, bangunan ini memiliki nilai sejarah yang tinggi. Meski sudah direnovasi, bangunan ini masih asli peninggalan Belanda. Di dalam bangunan ini juga terdapat deretan trofi dan foto-foto pertandingan Persis,” lanjutnya.
Tidak kurang ada 122 trofi yang dipajang di lemari kaca. Bahkan jumlahnya bisa lebih banyak karena ada kemungkinan sebagian trofi masa lalu lainnya tersimpan di tempat lain.
Obat Tjap Macan
Sebagian trofi tampak berupa seperti benda antik karena ada yang diraih sejak Indonesia belum merdeka semisal trofi yang bertuliskan Wissel Beker Obat Tjap Macan.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.666 |
Komentar