Pebalap muda asal Indonesia, Rio Haryanto, memulai karier balapannya pada 2008 dalam ajang kompetisi Formula Renault Asia.
JUARA berkesempatan melakukan wawancara kepada pakar olahraga otomotif sekaligus Pemred BOLA, Arief Kurniawan, tentang gaya balapan Rio sejak kompetisi balapan perdana sampai kompetisi berkelas, F1.
Arief mengakui bahwa dia tidak banyak melihat perubahan pada gaya balapan Rio. Ketika di GP3 dan GP2 misalnya, beberapa kesempatan Rio memang balapan dengan agresif.
Hal tersebut diperlihatkan Rio karena dia mendapat mobil dengan kemampuan menyalip yang baik.
"Rio bisa sangat agresif bahkan ketika hujan. Tetapi, tahun lalu saat Rio beberapa kali memenangkan seri di GP2, gaya balapan Rio menjadi defensif. Namun, penampilan Rio ketika itu mendapat pujian dari banyak orang," ujar pria yang akrab disapa Mas Kumis tersebut.
Permainan Rio yang defensif menurut Arief sudah tak perlu diragukan lagi.
"Kemampuan mengelola karakter permainan yang agresif dan defensif pada saat-saat yang tepat bukan hal yang gampang," kata Arief melanjutkan.
Dikatakan Arief, pebalap yang biasa bermain dengan agresif akan sulit melakukan permainan yang defensif. Hal itu juga ditentukan oleh kondisi mobil.
Jika mesin mobil yang digunakan mendukung pebalapnya untuk bermain agresif, maka pebalap dapat menjadi sangat agresif. Begitu pula sebaliknya.
Arief menyebutkan bahwa mobil Manor belum mampu mengeksplorasi seluruh kemampuan yang dimiliki Rio yang sudah pernah berlaga pada ajang GP3, maupun GP2.
Baca Juga:
- Sean Gelael Sudah Hapal Karakteristik Sirkuit Catalunya
- Sejarah Bicara Barcelona 100 Persen Akan Juara La Liga 2015-2016
- Cetak 35 Gol dan 13 Assist, Ibrahimovic Pemain Terbaik Ligue 1
"Mobil Manor ini terbilang sulit untuk diajak agresif. Karena kualitas mesin memang masih kategori papan bawah. Jika Rio berusaha untuk seagresif apapun, performanya tetap akan biasa saja," ucap Arief.
Menurut Arief, pada waktu tertentu mobil Manor juga dapat membawa pebalapnya pada penampilan yang agresif seperti yang dilakukan Pascal ketika di Bahrain.
"Kalau saat itu Rio sudah intim dengan mobilnya, saya rasa Rio juga akan tampil dengan agresif," kata Arief.
Perkembangan Rio yang mencolok sepanjang karier balapannya adalah kemampuan dia beradaptasi dengan cepat perbedaan ban yang digunakan antara GP2 dan F1.
"Saya lihat dia sudah banyak belajar, artinya hal tersebut tidak menjadi kesulitan yang berarti bagi Rio," kata Arief.
Mengikuti jam terbang Rio sejak di gokart, Arief memiliki harapan suatu saat Rio akan berhadapan dengan pebalap Sauber, Marcus Ericsson atau Felipe Nasr.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | juara |
Komentar