Jamie Vardy telah meluncurkan akademi sepak bola yang ia beri nama "V9 Academy. Sekolah musim panas selama sepekan itu bertujuan untuk memberi pelatihan bagi pemain-pemain muda dan memunculkan bakat-bakat terpendam.
Dalam sepekan, para peserta akan dilatih ala pemain Premier League dengan menyediakan dukungan teknik, taktik, fisik, dan penilaian psikologis.
Vardy rupanya ingin menciptakan kisah-kisah sukses berikut setelah dia berhasil melompat dari level amatir ke kelas dunia dalam beberapa tahun saja.
Vardy memulai karier di Stocksbridge Park Steels, yang ketika itu berada di level ketujuh divisi sepak bola Inggris.
Setelah divisi Premier League dan Championship, League One, dan League Two, ada tujuh divisi lain yang tergabung dalam National League System (NLS).
Stockbridge ketika itu berada di Divisi Northern Premier League One South, yang merupakan level keempat di hierarki NLS.
Berbicara tentang akademi sepak bola singkat tersebut, Vardy mengenang masa-masa pahit ketika dianggap tidak cukup berbakat oleh Sheffield Wednesday (2002).
Dia lalu mencari jalan lain, yaitu menjadi pemain amatir sambil bekerja sebagai buruh pabrik hingga akhirnya menjadi bintang Premier League.
"Saya ingat kami punya dua manajer grup umur. Mereka membawa lembaran dengan nilai maksimal 10 untuk tiap aspek. Mereka bilang saya tidak cukup besar. Saya sempat meragukan diri sendiri setelah saya dilepas. Wednesday adalah klub masa kecil saya. Dikatakan tidak cukup besar atau cukup kuat pada usia itu sangat berat," kata Vardy memaparkan masa lalunya seperti dikutip Mirror.
Setelah menjadi pemain di divisi non-league, Vardy lalu pindah ke Halifax Town (2010–2011) dari Evo-Stik League Premier Division.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Mirror, Daily Mail |
Komentar