MALANG, JUARA.net – PS Polri dan Surabaya United gabung menjadi Bhayangkara Surabaya United (BSU) membawa perubahan peta pendukungnya. Namun hal tersebut tampaknya tidak membuat panitia pelaksana (panpel) Arema otomatis memberikan kuota penonton ke BSU.
Panpel Arema belum memastikan apakah akan memberikan kuota pada suporter Bhayangkara Surabaya United (BSU). Arema menjamu BSU di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Minggu (15/5/2016).
Keputusan panpel Arema itu tidak lepas dari aksi sweeping yang dilakukan oleh oknum suporter Surabaya. Hal itu terjadi saat Arema berlaga di kandang Madura United, Stadion Gelora Bangkalan pada Jumat (6/5/2016).
Saat itu, aksi sweeping dilakukan di pintu masuk jembatan Suramadu yang menghubungkan Pulau Jawa dan Madura. Bahkan, aksi itu sempat terjadi pengrusakan kendaraan.
”Saat ini, kami memang belum lakukan koordinasi dengan pihak Bhayangkara Surabaya United perihal suporternya,” ujar Ketua panpel Arema, Abdul Haris.
Baca juga:
- Persib Kena Denda 10 Juta, Panpelnya Akui Kecolongan
- PSS Tegaskan 'Alergi' Cerawat dan Coret Rasmoyo
- Gara-Gara Cerawat, Arema 'Setor' Uang 10 Juta
”Mengacu pada kejadian sebelumnya, sebagai bentuk antisipasi saya rasa masih perlu koordinasi lebih jauh. Jika mereka memang ada rencana datang,” lanjutnya.
Haris memperhatikan bahwa pasca merger, suporter BSU lebih didominasi oleh Bhara Mania, yang kebanyakan merupakan anggota kepolisian. Namun mengacu pada sejarah rivalitas Surabaya dan Malang dalam hal sepak bola, Haris mengaku riskan.
Sebab, dia khawatir ada pihak-pihak yang akan melakukan provokasi. ”Yang kita khawatirkan adalah ada pihak-pihak yang memicu kejadian yang tidak diinginkan,” kata Abdul Haris.
Pertandingan melawan BSU adalah pertandingan kandang kedua Arema. Sebelumnya di laga perdana, Arema menjamu Persiba Balikpapan. Saat itu, jumlah tiket yang terjual jauh di bawah harapan panpel, hanya sekitar 17.000 penonton.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | juara |
Komentar