Sunderland secara mengejutkan mampu menekuk Chelsea dengan skor 3-2 di Stadium on Lights, Sabtu (7/5/2016). Kemenangan tersebut membuat Manajer Sam Allardyce menyebut The Black Cats kini sebagai tim favorit lolos dari juarang degradasi.
Sunderland berhasil menang berkat gol-gol dari Wahbi Khazri pada menit ke-41, Fabio Borini (67'), dan Jermain Defoe (70'). Padahal, mereka sempat tertinggal dua kali dari Chelsea akibat gol Diego Costa pada menit ke-14 dan Nemanja Matic (45+3').
Allardyce menyambut kemenangan ini dengan suka cita. Ia mengaku hanya melakukan sedikit perubahan taktik pada timnya untuk memenangkan laga tersebut.
"Hanya ada sedikit perubahan taktik dengan menggeser Fabio Borini ke belakang Jermain Defoe dan semuanya telah terbayar. Sebuah comeback yang indah dan kini kami adalah tim favorit setelah sebelumnya disandang Newcastle," kata Allardyce kepada BBC.
"Takdir kami ditentukan oleh diri sendiri dan kemenangan atas Everton akan mengamankan masa depan di Premier League. Pertandingan tersebut akan sulit, tetapi kami memiliki kesempatan untuk memenangkannya," ucapnya.
Baca Juga:
- Dengan Gaji Barunya, Rashford Bisa Beli 48 iPhone 7 Setiap Bulan
- Menang Tipias atas Tim Calon Degradasi, Van Gaal Girang
- Rencana UEFA Gelar Pertandingan Liga Champions pada Akhir Pekan
Allardyce mengatakan bahwa Sunderland sebenarnya tidak layak terlibat dalam perjuangan menghindari degradasi pada akhir musim. Mantan manajer Newcastle United, Blackburn Rovers, dan West Ham United itu menyebut The Black Cats seharusnya sudah berada di papan tengah sejak awal 2016.
Dalam delapan pertandingan sebelum laga kontra Chelsea, Sunderland hanya mengalami satu kekalahan dari sang juara, Leicester City. Sedangkan enam di antaranya berakhir imbang dan hanya meraih satu kemenangan atas Norwich City.
"Sejak pergantian tahun, kami sudah begitu dekat dengan beberapa kemenangan. Namun, hari ini kami mampu melakukan perubahan. Kami sempat tertinggal dua kali dan mampu memenangkan pertandingan," tutur Allardyce.
Editor | : | |
Sumber | : | BBC |
Komentar