Claudio Ranieri ternyata bukanlah pilihan pertama untuk jabatan Manajer Leicester City pada musim panas 2015. Klub berjulukan The Foxes sempat memprioritaskan Guus Hiddink sebelum menunjuk Ranieri.
Hiddink berstatus menganggur setelah dipecat oleh Federasi Sepak Bola Belanda (KNVB) pada Juni 2015. Tak perlu menunggu lama, dia menerima tawaran dari Leicester.
Ketika itu, Leicester membutuhkan arsitek baru untuk menggantikan Nigel Pearson, yang dipecat karena hubungan buruk dengan manajemen.
"Benar, Leicester sempat meminta saya untuk menjadi manajer. Namun, saya memutuskan untuk beristirahat dan tidak melakukan apa-apa," ucap Hiddink.
Seiring penolakan dari Hiddink, Leicester pun memalingkan pilihan kepada Ranieri. Serupa dengan Hiddink, Ranieri juga baru dipecat oleh tim nasional Yunani.
Keputusan Leicester terbukti jitu. Meski tidak diunggulkan sama sekali, Leicester justru menjuarai Premier League 2015-2016.
Hiddink turut berperan dalam kesuksesan Leicester. Gelar juara dipastikan setelah Chelsea yang diasuh oleh Hiddink menahan imbang Tottenham Hotspur 2-2 di Stadion Stamford Bridge, Senin (2/5/2016).
[video]http://video.kompas.com/e/4873496495001_ackom_pballball[/video]
Editor | : | |
Sumber | : | De Telegraaf |
Komentar