Leicester City telah berhasil memastikan raihan gelar Premier League 2015-2016. Konon, keberhasilan tersebut bisa membuat kas klub The Foxes menerima pemasukan dengan nilai mencapai 150 juta pounds atau sekitar 2,9 triliun rupiah.
Jumlah tersebut didapat berdasarkan analisis yang dilakukan oleh perusahaan pemasaran dan data olah raga, Repucom.
Repucom mencoba menjumlahkan hadiah yang akan diterima Leicester sebagai juara Premier League, keikutsertaan di Liga Champions, serta pemasukan lain yang nilainya masih tentatif.
Leicester dikukuhkan sebagai juara Premier League setelah Tottenham Hotspur gagal menang atas Chelsea pada pekan ke-36, Senin (2/5/2016). Keberhasilan tersebut membuat Leicester berhak mendapatkan hadiah sebesar 90 juta pounds atau lebih dari 1,7 triliun rupiah.
Pada musim lalu, Leicester yang hanya finis di posisi ke-14 berhak mendapatkan hadiah sebesar 71,6 juta pounds atau lebih dari 1,3 triliun rupiah.
Dengan menjadi juara Premier League, Leicester pun dipastikan akan berpartisipasi di fase grup Liga Champions musim depan.
Dengan berada di fase tersebut, The Foxes berhak mengantongi uang sebesar 33 juta pounds (635 miliar rupiah) dari UEFA dengan potensi tambahan hadiah sebesar 3 juta pounds jika berhasil memenangkan semua pertandingan di fase grup.
Selain hadiah, petampilan Leicester di Liga Champions juga akan meningkatkan pendapatan klub dari penjualan tiket pertandingan dan perhotelan yang diperkirakan bisa bernilai antara 10 juta hingga 15 juta pounds.
Selain itu, popularitas Leicester yang berkembang pesat di Inggris dan global jika dilihat dari penonton televisi setiap kali mereka tampil juga bisa membuat klub dengan mudah kedatangan banyak sponsor dari mancanegara.
Spencer Nolan, kepala konsultan Repucom di Inggris dan Irlandia, mengatakan bahwa sangat penting bagi Leicester untuk mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari basis fans secara global yang kini tengah tumbuh berkembang.
"Pada pertengahan hingga jangka panjang, pertumbuhan basis penggemar akan meningkatkan potensi klub secara penuh sebagai sebuah entitas komersial," ucap Nolan kepada BBC.
"Semua ini bisa dilakukan meski masih terlalu dini untuk mengevaluasi basis-basis fans yang tengah berkembang pesat, seperti di Asia, misalnya. Namun, dengan adanya media sosial, hal tersebut akan memberi klub sebuah kesempatan untuk memulai mengukurnya," tuturnya.
[video]http://video.kompas.com/e/4873496495001_ackom_pballball[/video]
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BBC |
Komentar