Menjalani profesi sama dengan orangtua tidak ubahnya pedang bermata dua bagi seorang pesepak bola. Di satu sisi, kiprah mereka akan selalu berada di bawah bayang-bayang pencapaian orangtua mereka. Kiper Leicester City, Kasper Schmeichel (29) tahu rasanya.
Melihat nama belakangnya saja, kita pasti bisa menebak dia adalah anak Peter Schmeichel, kiper legendaris Denmark dan Manchester United.
Schmeichel pun terang-terangan mengakui betapa tidak enaknya dibandingkan dengan sang ayah.
Di sisi lain, Schmeichel punya privilese yang sulit didapat kiper lain; dia punya waktu sepanjang hidupnya mengamati dan belajar dari kiprah ayahnya selama aktif bermain.
Kolumnis The Telegraph, Alan Smith menuliskan bahwa Schmeichel menunjukkan hasil belajar dari ayahnya.
"Seperti ayahnya, Kasper menjadi sosok pemimpin, meski dengan gaya berbeda," tulis Smith.
Pada musim 2015-2016, Schmeichel menjadi salah satu pahlawan tanpa tanda jasa kiprah sensasional The Foxes musim ini.
Kasper Schmeichel has made 70 sweeper-keeper actions since last season; more than any Premier League goalkeeper. pic.twitter.com/hZp8at1Meg
— Squawka Football (@Squawka) May 1, 2016
Memang, tidak ada yang menyangsikan kontribusi Jaime Vardy, Riyad Mahrez, atau N'Golo Kante terhadap pencapaian Leicester City.
Namun, coba lihat pencapaian Schmeichel.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | ekstrabladet.dk, The Telegraph |
Komentar