Stadion Benteng yang berada di Kota Tangerang kini kondisinya semakin mengkhawatirkan, baik dari segi bangunan hingga detail layaknya sebuah stadion. Ironis jika membayangkan bahwa stadion ini pernah dipakai Persita Tangerang dan Persikota Tangerang sebagai home base.
Penulis: Andri Donnal Putera
Kondisi bangunan dan tempat duduk penonton di stadion berusia 27 tahun itu kini sudah tidak sama lagi saat pertama kali diresmikan pada 11 Januari 1989.
Bila dilihat dari luar kompleks stadion, yang berada persis di pinggir Jalan Taman Makam Pahlawan Taruna, banyak daun dan sampah yang dibiarkan begitu saja di halaman stadion. Hanya ada beberapa kendaraan roda empat maupun roda dua yang terparkir di sana.
Di sudut sebelah kanan dari pintu masuk, ada warung kecil yang diramaikan oleh beberapa orang saja.
Kompas.com mencoba masuk ke kantor sekretariat yang letaknya tak jauh dari warung tersebut. Sesampainya di dalam, ada beberapa orang yang menyambut. Mereka enggan mengungkapkan nama mereka, juga tidak menyebutkan apakah mereka pengurus atau bukan.
"Saya bukan pengurus, cuma jaga-jaga di sini," kata seorang pria.
Ketika ditanya tentang pengurus stadion, orang-orang itu mengaku tidak tahu. Mereka meminta Kompas.com untuk datang lagi pada hari Jumat mendatang karena pengurus stadion jarang datang ke sana, hanya pada hari-hari tertentu saja berkunjung ke sana.
Setelah mengetahui tidak ada yang dapat memberi penjelasan tentang latar belakang dan kondisi Stadion Benteng kini, yang bisa dilakukan adalah melihat langsung bagaimana kondisi secara menyeluruh di sana. Mulai dari bagian terluar stadion. Beberapa tiang pondasi tampak hancur di bagian bawahnya.
Bagian pondasi yang berfungsi menopang bangunan stadion sudah rapuh, bahkan beberapa bagian telah menjadi pecahan batu-batu kecil. Keramik di lantai pun banyak yang pecah di beberapa bagiannya.
Di dinding stadion yang dicat warna ungu, banyak coretan tangan dari spidol dan sejenisnya. Beberapa ruangan di bagian luar stadion pun tampak gelap. Tidak ada penerangan di lorong stadion dekat pintu masuk menuju ke arah lapangan.
Tangga yang mengarah ke tempat duduk penonton di tribun pun tampak gelap, pintu yang mengarah ke sana tertutup.
Setibanya di lapangan, terlihat area yang rumputnya masih terawat hanya di dalam lapangan. Sedangkan rumput di area luar lapangan, seperti jogging track dan dekat tribun, dibiarkan tumbuh liar. Bahkan, ada pohon kecil yang tumbuh di antara rumput liar tersebut.
Untuk masalah penerangan lapangan, tidak terlihat ada lampu yang dipasang seperti di stadion-stadion lain. Hanya ada tiang untuk lampu yang menjulang tinggi dengan karat di hampir semua bagiannya.
Menurut Lydia, salah satu orang yang ditemui di Stadion Benteng, klub sepak bola Persita masih rutin mengadakan latihan di sana. Hanya saja, stadion tersebut sudah lama tidak digunakan sebagai tempat bertanding.
"Persita masih sering latihan di sini. Kondisi lapangannya juga masih bagus, cuma kalau tribun, ya jangan dibandingin lah sama stadion lain. Di sini enggak terawat," tutur Lydia.
Adapun beberapa tahun lalu, PT Liga Indonesia selaku penyelenggara ISL, sempat menolak untuk menggunakan Stadion Benteng. Alasannya, stadion tersebut dinilai belum layak digunakan untuk pertandingan sepak bola resmi.
Salah satu yang membuat Stadion Benteng belum layak adalah tidak adanya lampu berukuran besar untuk mendukung pertandingan sore hingga malam hari.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | kompas.com |
Komentar