Manchester United menahan imbang Leicester City 1-1 pada Minggu (1/5/2016) lewat gol yang dicatatkan Anthony Martial dan Wes Morgan. Ini adalah lima hal yang bisa dipelajari dari laga di Old Trafford, Manchester itu.
1. Leicester City di ambang menciptakan keajaiban tapi mereka luar biasa rendah hati sebelum laga
Today is a day just like any other... except that we have a 2:05pm kick-off. #MnuLei pic.twitter.com/0hETrsCErU
— Leicester City (@LCFC) May 1, 2016
Akun Twitter klub tak mengeksploitasi fakta bahwa The Foxes di ambang keabadian dan prestasi terhebat sepanjang sejarah Premier League apabila bisa mendapat tiga poin di Old Trafford.
Akun @LCFC hanya mengatakan bahwa partai itu hanyalah laga biasa, dengan perbedaan bahwa mereka bermain pukul 14.05 waktu setempat.
Foto yang dipakai pun adalah patung Holy Trinity Manchester United yang terletak di depan Old Trafford, venue laga.
2. Kasper Schmeichel sosok raksasa di kandang ayahnya
Kasper Schmeichel besar dan punya keterikatan erat dengan Manchester United lewat ayahnya, legenda Setan Merah, Peter. Namun, ia belum pernah main di Old Trafford sepanjang karier profesional.
Kendati langsung kebobolan lewat tembakan pertama yang mengarah kepadanya, tak lama setelah itu, Schmeichel secara brilian menahan tembakan Jesse Lingard dengan tangan kirinya.
Selain berhasil mencegah timnya tertinggal 0-2, hanya dua menit setelahnya Leicester menyamakan kedudukan lewat tandukan kapten Wes Morgan.
Pada menit-menit akhir laga, ia dua kali mencegah Man United mencetak gol setelah menghalau usaha Memphis Depay dan bola pantul setelahnya.
3. Marouane Fellaini, kehadiran fisik yang mungkin berlebihan
Sementara itu, Fellaini berpotensi mendapat hukuman susulan jika FA melihat ulang insiden dengan Huth pic.twitter.com/WsNhe6Wdrq
— Juara (@Juara) May 1, 2016
Beberapa minggu lalu, Marouane Fellaini mengutarakan bahwa ia terkadang memakai sikunya untuk mempertahankan diri di lapangan.
Namun, kali ini, sang pemain berpotensi terkena hukuman susulan karena terlalu agresif menggunakan siku saat berduel dengan Robert Huth di dalam kotak penalti pada pertengahan babak pertama.
Setelah 75 menit berada di lapangan tanpa dampak berarti, ia ditarik dengan kontribusi terakhirnya adalah melakukan handsball dalam posisi menjanjikan di kotak penalti lawan.
4. Seperti Fellaini, tempat Marcus Rojo di tim patut dipertanyakan
Pada pertengahan babak, seorang pembaca menulis kepada Guardian, "Saya tak mengerti apa yang Marcos Rojo tambahkan untuk tim ini," tulis Dan Schulwof.
"Ia jelas bukan pemain buruk karena bisa menjadi starter di final Piala Dunia dan Copa America bersama Argentina. Tetapi, ia terlalu banyak melakukan foul dan kurang berkomitmen dalam mempertahankan set piece untuk pemain seukurannya," lanjut sang pembaca.
5. Wayne Rooney terus menikmati perannya di lapangan tengah
Untuk keempat kalinya sejak kembali dari cedera, Wayne Rooney kembali beroperasi sebagai gelandang sentral. Sang kapten pun bermain impresif lagi. Beberapa kali ia menyalurkan bola-bola lambung dan terobosan yang imajinatif.
Ia melepas 66 dari 77 umpan sukses, berhasil dalam 6 dari enam usaha dribel melewati lawan, dan mencatatkan 30 dari 35 operan sukses di paruh serangan.
Pemain nomor 10 ini juga trengginas dengan memenangkan bola kembali (10, terbanyak dari semua pemain kedua kubu) walau ia berpotensi mendapat kartu kuning kedua karena menarik Demarai Gray.
Daya jelajahnya juga patut mendapat apresiasi mengingat ia bukan pemain paling mobile di Premier League.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | juara |
Komentar