Saint-Etienne punya sejarah panjang. Selama beberapa abad, komunitas kecil yang menempati wilayah Rhones-Alpes tersebut berevolusi menjadi kota industri.
Penulis : Wieta Rachmatia
Saint-Etienne mulai menjadi bagian dari sejarah Prancis pada abad ke-13. Kala itu, kawasan ini dikenal sebagai tempat tinggal sekelompok penambang. Nama Saint-Etienne digunakan untuk menghormati Santo Stefanus yang notabene martir Kristen pertama.
Seiring dengan berjalannya waktu, para pendatang mulai memadati kawasan ini. Industri batu bara mulai menguasai perekonomian.
Pada abad ke-16, Saint-Etienne dikenal sebagai kota pembuat senjata terbaik di Prancis. Selama masa Revolusi Prancis, kawasan ini mendapat julukan Armeville atau kota senjata.
Lantas bisnis pita dan perhiasan mulai ikut meramaikan pasar. Perlahan tetapi pasti, Saint-Etienne pun menjelma sebagai kota industri yang punya peranan penting dalam perekonomian Eropa.
Guna menunjang mobilitas, di kota inilah dibangun rel kereta api pertama di Prancis. Kini pertambangan batu bara tinggal sejarah, namun Saint Etienne tetap dikenal sebagai kawasan industri dan salah satu tujuan wisata di Prancis.
Dengan fasilitasnya yang memadai, Saint-Etienne siap menjadi tuan rumah Piala Eropa 2016.
Duta Kota : Jeremie Janot
Selama 16 tahun, tepatnya pada periode 1996 hingga 2012, Jeremie Janot menjadi palang pintu terakhir klub sepak bola, Saint- Etienne. Berkat prestasinya tersebut, pria kelahiran 11 Oktober 1977 itu didaulat sebagai Kiper Terbaik untuk musim 2006/07 oleh surat kabar L'Equipe.
Oleh-Oleh
Saint-Etienne merupakan penghasil coklat. Saat ini terdapat lebih dari 65 pabrik coklat di kota tersebut. Salah satu pabrik coklat ternama di Saint-Etienne adalah Weiss.
Perusahaan ini telah berdiri sejak 1882. Coklat Weiss buah tangan yang wajib dicari jika Anda berkunjung ke kota Saint-Etienne.
Destinasi Menarik
Musee de La Mine (Couriot Pit Mining Museum Park)
Hanya dibutuhkan waktu sepuluh menit berjalan kaki dari pusat kota Saint-Etienne menuju Couriot Pit Mining Museum Park alias Museum Tambang. Di tempat ini, para turis bisa mengetahui cara kerja para penambang yang dahulu menjadi penggerak perekonomian kota Saint-Etienne.
Museum ini merupakan lokasi pertambangan yang sesungguhnya sebelum ditutup pada 1973.
Rue Des Martyrs De Vingre
Salah satu tujuan favorit para turis yang ingin menikmati suasana malam kota Saint-Etienne. Di sepanjang jalan terdapat deretan kedai yang menawarkan berbagai kuliner asli Prancis dan beberapa negara Eropa lain.
Musee D’art Moderne et Contemporain
Museum seni moden dan kontemporer ini awalnya bernama Musee d'art et d'industrie (museum seni dan industri). Sejak 10 Desember 1987, kedua museum ini dipisahkan.
Musee d'Art Moderne et Contemporain memiliki luas sekitar tiga ribu meter persegi dan punya koleksi seni terbanyak di Prancis, yaitu lebih dari 19.000 benda. Di tempat ini, terdapat sepuluh ruangan pameran plus 14 yang digunakan untuk eksibisi khusus.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.664 |
Komentar