Neymar Jr. kini tengah menjadi sorotan pemberitaan. Sepasang gol dalam dua laga terkini Barcelona rasanya bukan sebuah patokan yang dapat membuktikan bahwa striker berkebangsaan Brasil itu sudah melewati masa krisis.
Penulis: Indra Citra Sena
Siapa pun orang yang menyaksikan performa Neymar akhir-akhir ini tentu mengetahui ada sesuatu yang tidak beres dengannya.
Dia jarang terlihat memamerkan kemampuan olah bola kelas wahid seperti biasa.
Insting gol Neymar pun bisa dibilang berkurang signifikan.
Pemain berusia 24 tahun itu bahkan sempat mengalami paceklik selama 579 menit dalam lima pertandingan sebelum membobol gawang Deportivo La Coruna pada 20 April.
Catatan tersebut merupakan periode puasa gol terpanjang Neymar musim ini.
Namanya absen dari papan skor pertandingan versus Real Madrid (2 April), Atletico Madrid (Liga Champions; 5 April), Real Sociedad (9 April), Atletico (Liga Champions; 13 April), dan Valencia (17 April).
Pada laga terbaru, Neymar memang ikut serta bikin satu gol dalam pesta gol Barca ke gawang Sporting Gijon, Sabtu (23/4).
Akan tetapi, torehannya berasal dari eksekusi penalti, bukan permainan terbuka sebagaimana yang sering ia lakukan selama ini.
Setidaknya Neymar memiliki dua peluang emas untuk mencetak gol lewat peluang biasa, tapi tembakan sang pemain terlalu lembek sehingga bisa digagalkan dengan mudah oleh kiper Gijon, Ivan Cuellar.
Tampilan tersebut sama sekali tak mencerminkan rekam jejaknya sebagai pencetak gol terbanyak kedua Barcelona musim lalu serta peraih tempat ketiga FIFA Ballon d’Or 2015 di bawah Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.
Lantas, apa yang salah dengan Neymar?
Mengapa ia bisa sampai kehilangan bentuk permainan terbaiknya? Situasi ini barangkali berkaitan erat dengan ketahanan fisik dan mental usai melewati rintangan demi rintangan.
Bila diperhatikan secara seksama, Neymar mengalami dekadensi setelah pergantian tahun.
Kontribusi berupa gol dan assist anjlok perlahan dari Januari (5 gol, 2 assist), Februari (2 gol, 3 assist), Maret (4 gol, 1 assist), hingga April (2 gol, 0 assist).
Pada paruh pertama 2015/16, rasio kontribusi terhadap gol per laga Neymar mencapai 1,37, yang berarti ia membuat satu gol atau assist setiap 65 menit.
Memasuki 2016, perolehannya menurun ke angka 0,76 per laga (satu gol atau assist setiap 118 menit).
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.664 |
Komentar