Media Spanyol ramai membahas penurunan performa yang dialami penyerang FC Barcelona, Neymar (24). Bintang asal Brasil itu disebut mengalami krisis, terutama ketika kompetisi memasuki April.
Pada bulan inilah Barcelona mengalami rentetan kejadian pahit. Pelatih Luis Enrique mendapati tim asuhannya tersingkir di Liga Champions dan menelan tiga kekalahan beruntun di La Liga.
Sepakat atau tidak, kemunduran tersebut muncul paralel dengan krisis kinerja Neymar di klub raksasa Catalunya.
Dia tak mencetak satu gol pun dalam 5 laga perdana bulan ini di berbagai ajang. Neymar malah mengoleksi dua kartu kuning.
Namun, partner kombinasi Lionel Messi dan Luis Suarez di lini depan Barca itu menunjukkan gejala kembali perlahan ke performa terbaik.
Neymar selalu mencetak gol dalam dua partai terakhir Barcelona yang berujung kemenangan telak atas Deportivo La Coruna 8-0 dan Sporting Gijon 6-0.
"Neymar punya kepribadian kuat. Dia tak menyembunyikan dirinya sebagai pemain top. Neymar selalu berjuang," ucap Enrique, yang mengungkapkan kelegaan melihat anak asuhnya kembali mencetak gol.
Kenapa Neymar bisa mengalami kesulitan sebelumnya? Berikut 4 faktor penyebab krisis mini sang bintang.
1. Kelelahan psikologis
Sebagai penyerang, Neymar diberkahi insting mencetak gol tinggi serta aksi-aksi atraktif khas pemain Brasil. Ia dituntut selalu tampil dengan standar tinggi seperti itu.
Semua orang menunggu Neymar memberikan perbedaan hingga memberinya beban psikologis. Sisi buruknya, hal itu memancing reaksi lawan dengan trik-trik kotor, pelanggaran, serta intimidasi kepadanya.
Sederet hal tersebut seperti memuncak ketika kompetisi memasuki periode vital seperti sekarang. Siapa yang tak lelah menghadapi semua tantangan itu?
Dasar masih muda dan punya emosi labil, intimidasi lawan juga kerap memancing amarah Neymar. Musim ini, dia sudah menerima 9 kartu kuning di berbagai ajang bersama Barca.
2. Komitmen padat
Neymar seperti tak pernah berhenti beristirahat karena datangnya komitmen demi komitmen maksimal untuk klub dan negaranya.
Sebagai bintang Brasil terdepan saat ini, tenaganya dikuras untuk tampil di Olimpiade 2012, Piala Konfederasi 2013, Piala Dunia 2014, serta Piala Amerika 2015.
Sang pemain sampai harus memilih untuk mengikuti Olimpiade 2016 dan absen di Piala Amerika Centenario tahun ini atas dasar rekomendasi kubu Barcelona.
Semua itu ditempuh agar Neymar bisa beristirahat usai melahap periode kompetisi yang berat musim panas ini.
3. Gangguan masalah pribadi
Terlepas dari segunduk hal teknis di lapangan, Neymar mesti berurusan dengan berbagai problem pribadi. Masalah bervariasi menghantam.
Mulai dari kasus penggelapan pajak, dakwaan transfer ilegal, sampai sorotan gosip soal kebiasaan berganti pasangan. Teranyar, Neymar mendapati nilai kontrak gajinya bocor ke publik.
Mau tak mau, kejadian tersebut bisa memengaruhi fokus sang pemain di lapangan. Hitung pula dampak rumor yang ramai menyebut dia akan pindah dari Barca ke Real Madrid, Manchester United, atau klub besar lain.
4. Tuntutan teknis lebih lelah di bawah Enrique
Tak ada kata istirahat dalam kamus Enrique. Dengan gaya bermain mereka sekarang, semua lini dieksploitasi secara maksimal.
Hal itu membutuhkan perhatian maksimal dari semua pemain dan tuntutan kondisi fisik yang selalu prima.
Saat dilatih Josep Guardiola, mekanisme Barca cenderung menonjolkan penguasaan bola maksimal dengan aliran bola horizontal.
Pemain bisa dan diperbolehkan menahan bola selama dalam penguasaan. Hal berbeda dialami tim bersama Enrique dua musim terakhir.
Bersama dia, awak Barca dituntut pula untuk fasih memainkan serangan kilat melalui pola aliran bola vertikal dari belakang langsung ke depan.
Hal ini membuat para penyerang seperti Neymar butuh kekuatan ekstra untuk menjemput bola jatuh di area lawan.
Jangan lupa, Enrique juga sangat mengandalkan sokongan trisula Messi, Suarez, Neymar (MSN), sehingga wajar apabila tenaga trio tersebut paling banyak diekspos.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Sport.es |
Komentar