Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Fenomena Leicester City Mirip Ipswich Town 1962

By Suryo Wahono - Sabtu, 23 April 2016 | 05:47 WIB
Striker Leicester City, Jamie Vardy (kiri) dan bek Christian Fuchs dalam pertandingan Premier League 2015-2016 menghadapi Newcastle United di St James' Park, Newcastle-upon-Tyne, Inggris, pada 21 November 2015.
MARK RUNNACLES/GETTY IMAGES
Striker Leicester City, Jamie Vardy (kiri) dan bek Christian Fuchs dalam pertandingan Premier League 2015-2016 menghadapi Newcastle United di St James' Park, Newcastle-upon-Tyne, Inggris, pada 21 November 2015.

Fenomena Leicester City bukanlah yang pertama terjadi di Liga Inggris. Bila tim asuhan Claudio Ranieri itu berhasil menjadi juara Premier League musim ini, hal itu akan menjadi kejutan terbesar kedua dalam sejarah sepak bola Inggris dalam kurun setengah abad.

Setidaknya begitulah menurut Ray Crawford, mantan pemain Ipswich Town yang gol-golnya telah membuat tim tak diunggulkan pada 1962 itu menjadi juara divisi teratas.

Leicester musim lalu nyaris tak bisa bertahan di Premier League. Tepat setahun yang lalu, mereka butuh tujuh poin dari zona aman. Kini, Jamie Vardy dkk. selisih lima poin dari Tottenham Hotspur di peringkat kedua dengan empat laga tersisa. Mereka berpeluang besar meraih gelar perdana divisi teratas sejak Nottingham Forest pada 1978.

Akan tetapi, kemiripan Leicester bukan dengan Nottingham, yang juara turnamen Eropa dua kali setelah juara liga. Menurut Crawford, fenomena Leicester City lebih mirip perjalanan Ipswich.

Awal musim ini, Leicester dipandang sebagai tim yang akan paling dulu terdegradasi mengingat ferforma musim sebelumnya. Sementara itu pada Agustus 1961, Ipswich naik ke Divisi Pertama (liga teratas sebelum era Premier League) untuk pertama kali dan dianggap bakal langsung turun ke Divisi Dua.

"Leicester telah menantang prediksi dan demikian pula dengan kami. Bila mereka bertahan (di puncak) dan juara, itu akan menjadi kejutan terbesar sejak kami meraihnya. Sebab, target sejak awal musim ketika itu adalah agar tidak terdegradasi, kata Crawford kepada Reuters.

Baca Juga:

Menurut mantan penyerang yang kini berumur 79 tahun tersebut, media Inggris ketika itu memfavoritkan Ipswich untuk langsung turun lagi ke divisi sebelumnya. Alasan mereka ketika itu adalah bahwa Ipswich tak punya pemain berkelas.

"Tetapi, apa yang tak mereka perhitungkan adalah bahwa Ted Phillips dan saya adalah pencetak-pencetak gol. Bila Anda punya pencetak gol, tim akan selalu punya kesempatan," kata Crawford lebih lanjut.

Hal yang serupa juga terjadi dengan Leicester City. Mereka punya Jamie Vardy, pencetak 22 gol dari 34 penampilan liga, selain ada Riyad Mahrez dengan 16 gol dari 33 partai. Anggota skuat lainnya juga memberi kontribusi 19 gol.

Kembali ke era 1960-an, Crawford ketika itu mencetak 33 gol Phillips 28 gol. Manajer yang berperan ketika itu adalah Alf Ramsey, yang mengambil alih Ipswich saat masih di Divisi Ketiga Selatan pada 1955. Dua tahun kemudian, Ipswich naik ke Divisi Dua.

Pada 1961, Crawford dkk. juara divisi lalu naik ke Divisi Pertama. Dua musim kemudian mereka juara, tetapi sayangnya performa gemilang itu hanya bertahan semusim. Ipswich lalu berakhir di peringkat ke-17 dan semusim kemudian terdegradasi. Ramsey kemudian mengundurkan diri untuk menangani Timnas Inggris untuk persiapan Piala Dunia 1966, di mana tuan rumah akhirnya menjadi juara.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor :
Sumber : Reuters


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X