Dari empat pertandingan tersisa bagi Leicester City, partai inilah kesempatan terbaik untuk mengamankan tiga poin demi menjaga peluang menjadi juara Premier League. Menjamu Swansea City pada Minggu (24/4/2016) harus diakhiri dengan keberhasilan mendulang angka penuh.
Penulis : Dedi Rinaldi
Jika meleset, alamat bahaya besar akan terhidang. Pasalnya, tiga laga berikutnya menghadirkan potensi jauh lebih besar bagi Leicester untuk kehilangan poin.
Setelah bertemu Swansea, The Foxes akan menghadapi Manchester United di Old Trafford, lalu menjamu tim alot Everton, dan terakhir menjadi tamu di kandang Chelsea. Benar-benar merupakan tantangan yang mengerikan bagi Leicester.
Dari segi peringkat saja, Swansea (15) jelas merupakan lawan yang di atas kertas lebih mudah diatasi ketimbang United (5), Everton (11), dan Chelsea (10).
Ditambah dengan hasil imbang ditahan West Ham United pekan lalu, tak heran bila nada keraguan pada Leicester mulai bermunculan. Sudah banyak yang memprediksi bahwa Tottenham Hotspur, yang kini berada di posisi kedua, bakal menelikung pada saat-saat terakhir.
Manajer Claudio Ranieri memang telah menyatakan bahwa dirinya sama sekali tak dilanda kekhawatiran bahwa posisi Leicester akan dikudeta Tottenham. Akan tetapi, dengan jalan yang telah ditempuh sejauh ini, komentar Ranieri tersebut tak lebih dari upaya mendinginkan beban psikologis para anak buahnya.
Mencari pengganti Vardy
Ranieri memang harus berpikir keras sekarang. Tak hanya soal merekaya sisi psikologis, melainkan pula sisi teknis. Yang sudah pasti, mesin gol Jamie Vardy tidak bisa turun karena terganjar kartu merah saat ditahan imbang West Ham United pekan lalu.
Masih ada Shinji Okazaki dan Leonardo Ulloa di lini depan sebagai pengganti. Namun, sosok Vardy sulit tergantikan karena striker timnas Inggris tersebut merupakan hantu bagi para lawan melalui kecepatan dan kengototannya.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.663 |
Komentar