Bermodalkan nama besar dan kekuatan finansial mumpuni, Real Madrid bisa mendapatkan pemain incaran mereka. Masih segar dalam ingatan ketika klub berjulukan Los Blancos itu mengucurkan 90 juta pound (Rp 1,7 triliun) untuk memboyong Gareth Bale dari Tottenham Hotspur pada 2013.
Namun, tak selamanya nama besar dan gelontoran uang dari Real Madrid mampu membujuk pemain-pemain top agar berlabuh di Santiago Bernabeu. Ada kalanya mereka mengalami kegagalan di bursa transfer.
Fakta membuktikan bahwa ada 3 pemain legendaris yang tak berhasil digaet Real Madrid. Kini, ketiga pemain tersebut sudah gantung sepatu alias pensiun, bahkan ada pula yang telah wafat.
Berikut ini daftarnya:
1. Roy Keane
Keane mengaku pernah dihubungi oleh mantan Direktur Olahraga Real Madrid, Emilio Butragueno, pada 2005. Uniknya, telepon tersebut ia dapat ketika sedang duduk di atas toilet.
"Michael Kennedy (agen) memberitahu saya bahwa Emilio Butragueno akan menelepon. Jadi, saya membawa ponsel ke manapun saya pergi," ujar Keane dalam buku autobiografinya bertajuk Roy Keane The Second Half.
"Keberuntungan akhirnya datang. Dia menelepon saat saya sedang duduk di toilet," ujar mantan kapten Manchester United yang pensiun pada 2006 itu.
Namun, ternyata Keane belum berjodoh dengan Los Blancos. Ia menolak tawaran dari Real Madrid dan lebih memilih bergabung dengan Celtic.
2. Pele
Aksi memukau Pele bersama Santos dan timnas Brasil memikat perhatian banyak raksasa Eropa. Real Madrid adalah salah satu klub yang getol mengejar jasa sang legenda.
"Saya beberapa kali nyaris bergabung dengan Real Madrid," tutur pemilik 3 gelar Piala Dunia itu.
Namun, kecintaan yang besar terhadap Brasil membuat Pele bertahan di Santos. Ia bermain di sana selama periode 1956–1974 dan menghasilkan 6 gelar juara liga.
Hingga pensiun pada 1977, Pele tak sekalipun pernah merumput di Eropa. Cuma dua klub yang ia bela di sepanjang kariernya, yakni Santos dan New York Cosmos.
3. Johan Cryuff
Pada 1973, Cryuff pindah dari Ajax Amsterdam ke FC Barcelona. Selang 42 tahun setelah transfer tersebut terjadi, terungkap fakta bahwa ternyata bukan Blaugrana saja yang meminati sang legenda Belanda, melainkan juga Real Madrid.
"Kala itu, Barcelona tidak berada di level yang sama dengan Real Madrid, tetapi saya tertantang bermain bagi tim asal Catalan. Barcelona memang lebih dari sekadar klub," ujar Cruyff kepada TV3 pada Januari 2015.
Keputusan Cryuff memilih Barcelona ternyata tepat. Sebagai pemain, ia menyumbang satu gelar La Liga. Adapun prestasi Cryuff ketika menjadi pelatih di klub tersebut adalah meraih 4 titel La Liga, satu Piala Eropa, dan satu Piala Winners.
Di Barcelona pula Cryuff menutup perjalanan hidupnya. Pria yang membantu Ajax merebut 8 titel Eredivisie itu wafat pada 24 Maret 2016 akibat kanker paru-paru.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar