Pada awal musim 2015/16, pasukan Arsenal dan Arsene Wenger mengatakan: “This is our year to win the title, we have to do it this year or we’ll never do it.”
Penulis : Dian Savitri
Ketika Arsenal tinggal memiliki lima pertandingan tersisa musim ini, fokus pun menjadi: “We have to turn it around otherwise we won’t finish fourth.”
Mungkin masih ada yang ingat bagaimana optimistisnya Arsenal pada awal musim, tepat setelah mereka berhasil mendapatkan kiper Petr Cech dari klub rival sekota, Chelsea.
Optimisme itu muncul dalam bentuk kata-kata di atas, tentang target Arsenal untuk menjadi juara Premier League, trofi yang terakhir kali diraih pada 2003/04.
Namun, optimisme itu berubah. Drastis. Penyebabnya adalah Arsenal ditahan seri oleh Crystal Palace 1-1, 17 April lalu di Stadion Emirates.
Posisi Arsenal, yang semula ada di peringkat ke-3, melorot ke posisi ke-4.
Makin dekat dengan Manchester United. Palace sendiri adalah klub yang berada di peringkat ke-16.
Karena itu, fokus tidak lagi mengejar trofi Premier League, melainkan berusaha agar Manchester United tidak merebut posisi ke-4 di klasemen.
Kalau hal itu sampai terjadi, maka tidak ada Liga Champion 2016/17 untuk Arsenal.
“Sejujurnya, setelah pertandingan melawan Palace, saya tidak mood untuk bicara soal impian meraih gelar Premier League. Saya lebih ingin untuk memperbaiki kerusakan mental dan bersiap untuk pertandingan berikut,” kata Wenger seperti dikutip dari The Guardian.
“Bisa saja kami harus berjuang habis-habisan untuk memastikan berada di empat besar klasemen pada akhir musim,” kata manajer asal Prancis itu melanjutkan.
"Jika kami bisa melakukan lebih dari itu, maka hal itu bisa saja terjadi. Namun, kami tidak akan bermimpi untuk itu. Lebih baik fokus pada pertandingan berikut," ujarnya.
Arsenal menorehkan kemenangan 2-0 lawan West Bromwich Albion pada 21 April di Stadion Emirates.
Tiga hari kemudian, 24 April, bertandang ke Stadium of Light menjumpai Sunderland.
Usai pertandingan melawan Palace, pasukan Arsenal mendapat banyak kritik dari berbagai sudut.
Salah satunya adalah sebuah artikel yang dibuat oleh The Irish Examiner. Mereka menurunkan tulisan berjudul “Arsenal - Indifferent players already in holiday mode”.
Pemain-pemain sudah berada dalam kondisi siap berlibur.
Itu gara-gara Arsenal tampil inkompeten, tidak terinspirasi. Gol dari Alexis Sanchez tidak cukup untuk mengangkat Arsenal dari status medioker.
Sebaliknya, penonton tuan rumah justru meneriaki tim dukungan mereka, ketika Yannick Bolassie menyamakan kedudukan pada menit ke-81.
Hasil 1-1 itu sudah cukup untuk memastikan Palace tetap berada di Premier League musim depan.
“Biasanya, kami bisa menciptakan banyak peluang gol, namun hari itu kami tidak melakukannya. Kami kehilangan ketajaman dan gagal melakukan tugas,” kata Wenger.
Pada musim panas mendatang, ada satu hal penting yang harus dilakukan oleh Arsenal jika masih menjadikan trofi Premier League sebagai target.
Hal itu adalah perekrutan pemain.
Menurut The Telegraph, Arsenal sejenak lagi akan mendapatkan gelandang Borussia Moenchengladbach, Granit Xhaka, dengan harga sekitar 35 juta pound.
[video]http://video.kompas.com/e/4856560267001_ackom_pballball[/video]
Untuk musim panas mendatang, kabarnya Wenger akan diberi modal sebanyak 75 juta pounds.
Namun, Arsenal juga butuh pemain di sektor pertahanan dan serangan. Hal itu dikarenakan ada beberapa pemain yang kontraknya habis akhir musim ini.
Mereka yang diperbolehkan meninggalkan klub adalah Mikel Arteta, Tomas Rosicky, dan Mathieu Flamini.
Sementara itu, Arsenal akan mempertimbangkan jika ada tawaran untuk membeli Kieran Gibbs dan Alex Oxlade-Chamberlain.
Ada indikasi Theo Walcott juga diharapkan move on. Namun, akan sulit untuk menemukan klub yang mau memberikan gaji dengan jumlah yang sama dengan yang diterimanya di Arsenal.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.663 |
Komentar