Akibatnya, kompetisi pun mandek dilaksanakan sampai saat ini.
Tertidur Pulas
Kondisi sepak bola perempuan Indonesia saat ini boleh dibilang tertidur pulas.
Penyebab yang paling sering dijadikan alasan ialah karena dibekukannya PSSI sejak 2015 lalu.
“Sebelum PSSI dibekukan, tiap tahun sering ada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) dan turnamen, tapi sekarang tidak ada.
Masih untung kami diundang bertanding, walau dengan bapak-bapak di acara khusus seperti saat memperingati hari Kartini,” kata Sri Hastuti, eks pemain timnas perempuan Indonesia 1989, yang sekarang melatih Putri Mataram.
Selain kompetisi, tentunya sepak bola perempuan pun memerlukan sokongan dana untuk membangun lapangan yang layak, pembinaan di berbagai level usia, dan segudang keperluan lain.
“Yang menjadi kendala sepak bola perempuan, ya karena tidak ada dana, juga wadah dari federasi. Tak cukup kalau cuma bermodalkan bisa bermain sepak bola,” ujar Bambang Nurdiansyah, eks pelatih timnas perempuan 2011.
Namun, di balik itu, sebenarnya Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) ingin memberikan segala kebutuhan yang diperlukan untuk memajukan sepak bola perempuan Indonesia.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.663 |
Komentar