Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

4 Hal Pendukung Inter Milan untuk Salip Roma ke Peringkat Ketiga

By Beri Bagja - Rabu, 20 April 2016 | 07:39 WIB
Ekspresi kegembiraan Ivan Perisic usai mencetak gol untuk Inter Milan ke gawang Bologna dalam laga Serie A di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, 12 Maret 2016.
GIUSEPPE CACACE/AFP
Ekspresi kegembiraan Ivan Perisic usai mencetak gol untuk Inter Milan ke gawang Bologna dalam laga Serie A di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, 12 Maret 2016.

Empat poin adalah jarak yang memisahkan Inter Milan dengan AS Roma di klasemen sementara Serie A. Dalam lima pekan tersisa, pasukan I Nerazzurri (hitam-biru), julukan Inter, punya modal pendukung buat menyalip Roma dan naik ke peringkat ketiga.

Sampai pekan ke-33, Roma berada di posisi ketiga, setingkat di atas Inter, dengan 65 poin.

Peringkat tersebut menjadi target idaman karena menghasilkan tiket terakhir dari Serie A ke Liga Champions musim depan. Tren performa terkini memihak Nerazzurri buat melompati Roma dalam pekan tersisa.

Inter melahap kemenangan beruntun dalam dua pekan terbaru (vs Napoli 2-0, Frosinone 1-0), sedangkan Roma secara berurutan ditahan imbang lawan (vs Atalanta 3-3, Bologna 1-1).

Berikut 4 hal pendukung Inter untuk menyalip sang rival asal ibu kota.

1. Mancini sudah menemukan racikan tepat?


Pelatih Inter Milan, Roberto Mancini, dalam laga Serie A kontra Napoli pada Sabtu (16/4/2016).(TULLIO M. PUGLIA/GETTY IMAGES)

Dua laga terbaru Inter seperti menunjukkan pelatih mereka, Roberto Mancini, telah menemukan racikan tepat guna mengakomodasi tim.

Musim ini, Nerazzurri dikenal kerap menerapkan formasi bunglon sesuai pola lawan. Belakangan, Mancini sepertinya nyaman menerapkan 4-2-3-1 dengan perubahan ke 4-4-1-1, 4-2-2-2, atau 4-3-3 dalam laga.

Strategi yang disebut terakhir ampuh guna memukul Napoli lewat serangan kilat hingga berujung kemenangan 2-0 bagi Mauro Icardi cs.

Dukungan 3-4 gelandang tengah juga membuat pertahanan Inter lebih terlindungi. Untuk pertama kali pada 2016, Inter mencatat dua laga beruntun tanpa kebobolan.

 

2. Kombinasi Mauro Icardi-Stevan Jovetic


Dari kiri ke kanan: Stevan Jovetic, Mauro Icardi, Adem Ljajic, dan Ivan Perisic merayakan gol Inter Milan ke gawang Udinese dalam laga Serie A, 12 Desember 2015.(GABRIELE MALTINTI/GETTY IMAGES)

Stevan Jovetic dihantam badai kritik lantaran tak kunjung tampil sesuai ekspektasi sejak tiba musim panas ini.

Untung bagi Inter, Jovetic dalam jalur tepat untuk bangkit dan membuktikan diri.

Kombinasinya dengan Icardi di lini depan tampak semakin padu. Icardi selalu mencetak gol dalam dua pekan terakhir disertai penampilan bagus Jovetic.

Keterlibatan Jovetic dalam sepasang laga itu juga tinggi. Ia melepas 46 operan, terbanyak di skuat Inter saat melawan Napoli, serta 69 passing (terbanyak kedua) kala bersua Frosinone.

 

3. Agenda tanpa pesaing langsung


Penyerang AS Roma, Edin Dzeko (kiri), berduel udara dengan bek Inter Milan, Miranda, dalam laga Serie A di Stadion Olimpico, Roma, 19 Maret 2016.(PAOLO BRUNO/GETTY IMAGES)

Di atas kertas, agenda Inter mengemas poin dalam lima pekan tersisa lebih mudah dibandingkan Roma. Nerazzurri tak akan menghadapi pesaing langsung dengan peringkat di atas mereka.

Secara berturut-turut, Inter bakal meladeni Genoa, Udinese, Lazio, Empoli, dan Sassuolo. Cuma, potensi tersandung masih tetap sangat terbuka.

Mereka punya kewajiban mentas di kandang Lazio (1/5/2016) dan Sassuolo (15/5/2016), dua rival yang masih berambisi mengejar tiket ke Liga Europa.

Di lain pihak, deretan lawan Roma sampai akhir musim ialah Torino, Napoli, Genoa, Chievo, dan AC Milan.

 

4. Tradisi comeback Mancini


Roberto Mancini tersenyum saat menghadiri sesi jumpa pers menjelang laga Piala FA di Manchester, 10 Mei 2013.(ALEX LIVESEY/GETTY IMAGES)

Kondisi Roma yang sedang tersendat juga mendukung Inter naik posisi. Dalam situasi tersebut, Nerazzurri bisa berharap tradisi comeback yang ditunjukkan Mancini pada masa lalu kembali ditularkan.

Sebagai pemain, Mancini pernah melakoni kebangkitan hebat bersama Lazio pada 1999-2000.

Kala itu, dia dan klubnya tertinggal 9 poin dari Juventus dalam 8 pekan tersisa. Pada akhir musim, Lazio melakukan sprint dengan mengemas 7 kemenangan dan sekali seri hingga menuntaskan liga sebagai juara!

Sebagai pelatih, Mancini juga membawa Manchester City menjuarai Premier League 2011-2012 secara dramatis.

City memangkas defisit 8 poin dari Man United dalam 6 pekan tersisa. Dalam prosesnya, pasukan Mancini menyapu bersih 6 laga pamungkas itu dengan kemenangan.

[video]http://video.kompas.com/e/4848790622001_ackom_pballball[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Aloysius Gonsaga
Sumber : Berbagai sumber


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X