Misal, staf si penilik sekolah ini untuk mengurus statistik, ya sarjana statistik, lalu dia bersinergi dengan staf teknologi informasi dari sistem pembinaan PSSI itu.
Mereka lalu memunculkan aplikasi atau sistem pembinaan yang bisa mengantisipasi pencurian umur, tes medis, dan lain sebagainya. Saya kira ini yang harus dilakukan dan itu dimulai dari level bawah ke atas (pemain senior).
Dari semua ’mimpi’ di tulisan ini pun nanti lahirlah aplikasi yang titelnya bisa TarkamLive. Aplikasi ini adalah registrasi free bagi pelaksana turnamen antar kampung yang bisa di bawah pengawasan langsung PSSI.
Pertanyaannya lalu muncul setelah masalah dan solusi ini ada, mampukah pengurus PSSI yang usianya 86 tahun bisa melakukan? Mari merenung (dulu).
Pemerintah Juga Wajib Berperan
PSSI sudah, kini giliran Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kemenpora dan tentu Menpora-nya.
Menpora wajib konsisten dengan keputusan mereka, termasuk soal pembekuan dan pasca pembekuan nanti (jika dicabut).
Awal pekan lalu, Menpora Imam Nahrawi mencanangkan Program 1000 Lapangan.
Sebuah program yang bagus, tetapi apakah sebatas bagus saja titelnya, tentu tidak. Menpora harus memahami apakah di kolong-kolong negeri ini minim lapangan atau tidak.
Sebenarnya kalau lapangan banyak, hanya tak terawat dan asal ada saja di berbagai daerah.
Yang kini jadi persoalan adalah apakah program itu sebatas menyediakan lapangan tanpa ada yang lain. Maka, kalau tak ada, program itu akan sia-sia.
Menpora harus membuat hubungan yang sinergis dengan federasi olahraga, tak hanya sepak bola.
Jadi, Program 1000 Lapangan itu bisa dimaksimalkan sebagai hal penting untuk rakyat. Artinya, lapangan itu adalah bagian pembinaan sekaligus rekreasi.
[video]http://players.brightcove.net/4386485688001/5f5050ba-12eb-4380-b837-257aded67fbc_default/index.html?videoId=4844860629001&preload=none[/video]
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | juara |
Komentar