4 pada 20 Maret 2016.
Madiun Putra pun hanya mempertahankan enam pemain lawas mereka. Pengurus klub kebanggaan kelompok suporter Mad Mania ini pun menggelar seleksi terbuka yang telah berjalan sekitar dua pekan terakhir.
Pada pekan pertama yang dibanjiri sekitar 40 pelamar, hanya tersisa segelintir pemain saja. ”Banyak pemain kami eliminasi karena kualitasnya tak sesuai harapan,” kata Wakil Ketua Umum Madiun Putra, Harminto.
”Kami lihat sebagian besar pemain itu tak punya jam terbang bermain di level Divisi Utama. Kami dapat pelajaran berharga kekalahan dari Persik, ternyata tim ini masih tertinggal jauh,” tuturnya.
Baca juga:
- FIFA ’Gerak’, Ini Babak Baru Sanksi untuk Indonesia
- Bayu Gatra Pilih Madura United Bukan Karena Uang
- Satu Lagi, Klub ’Ibu Kota’ Ganti Pemilik dan Pindah ke Sulawesi
Harminto mengatakan, Madiun Putra harus punya skuat tangguh agar bisa bersaing di Indonesia Soccer Championship (ISC) B 2016. Meski ISC B tak menerapkan sistem promosi degradasi, Harminto melihat klub lain sangat serius membangun tim.
”Kami sadar kalau kebanggaan dan harga diri jadi taruhannya. Jika Madiun Putra tak punya materi bagus, nanti dampaknya pada animo penonton yang datang ke stadion. Suporter pasti tak rela tim kebanggaannya terus kalah di kandang,” ucapnya.
Namun, The Blue Force punya kendala serius soal stok materi lokal Madiun. Manajemen Madiun Putra harus mendatangkan pemain dari luar daerah, imbasnya operasional untuk menggaji mereka pun besar.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | juara |
Komentar